FK Pokdarwis Purwakarta Kembangkan Wisata Birdwatching, Edukasi Keanekaragaman Hayati

FK Pokdarwis Purwakarta
0 Komentar

PURWAKARTA-Potensi wisata alam di Kecamatan Sukasari, Kabupaten Purwakarta terus digali. Betapa tidak, kecamatan yang terletak di ujung barat Kabupaten Purwakarta ini memiliki topografi yang khas yang mendukung pengembangan berbagai destinasi wisata.

Teranyar, Kecamatan Sukasari menawarkan destinasi wisata baru berupa birdwatching atau rekreasi mengamati burung. Potensi ini tergali berkat kejelian Forum Komunikasi Kelompok Sadar Wisata (FK Pokdarwis) Kabupaten Purwakarta. “Birdwatching atau pengamatan burung adalah satu jenis rekreasi dengan bentuk kegiatan mengamati burung. Kegiatan ini dilakukan di alam bebas, baik dengan mata telanjang, menggunakan alat bantu seperti teleskop atau teropong binokular, atau sekadar mendengarkan suara ciutan burung,” kata Ketua FK Pokdarwis Purwakarta Mokhamad Aripin kepada wartawan, Senin (26/2).

Berlokasi di Kampung Cisaat, Desa Sukasari, Kecamatan Sukasari, para wisatawan dapat mengamati sarang burung Elang Jambul (Accipiter trivirgatus) dan beberapa jenis burung lain.

Baca Juga:SDIT Yaisa Subang Buka Ekskul Berenang dan BerkudaAjak Orang Tua Ikutkan Anaknya Masuk Sekolah Sepak Bola di Subang

Dijelaskannya, pengembangan wisata minat khusus ini menjadi bagian dari upaya edukasi keanekaragaman hayati baik flora maupun fauna di kawasan Kecamatan Sukasari. “Jika dulu masyarakat di lereng Sanggabuana ada yang memburu burung, terutama anak-anak burung langka untuk dijual, sekarang mereka memburu untuk tujuan lain. Sarang burung yang berisi anak burung di sekitaran Sanggabuana sekarang dicari untuk dijadikan obyek wisata minat khusus,” ujar Kang Ipin panggilan akrabnya.

Menurutnya peralihan masyarakat dalam berburu burung, dari yang sebelumnya berburu untuk dijual menjadi berburu untuk dimanfaatkan sebagai obyek wisata minat khusus ini merupakan peralihan yang positif. “Jadi satwanya terjaga dan populasi bertambah. Di lain pihak masyarakat mendapat manfaat ekonomi yang lebih besar daripada memburu satwa untuk dijual,” ucap Kang Ipin.

Dirinya menambahkan, apa yang dilakukan masyarakat Sukasari ini merupakan bagian dari upaya konservasi di Sanggabuana. “Sesuai dengan prinsip pengelolaan hutan yang baik, ekologi, sosial, dan ekonomi, bukan di balik dengan menempatkan ekonomi di atas, tetapi lebih mengutamakan ekologinya, maka manfaat ekonomi akan mengikuti. Ini akan menjadi contoh untuk masyarakat yang lain, kalau menjaga alam maka alam akan bisa memberikan kehidupan kepada kita,” katanya.

0 Komentar