Gerhana dan Keimanan

Gerhana dan Keimanan
0 Komentar

Inilah peristiwa gerhana matahari cincin karena bentuknya setelah mengalami proses sempurna seperti cincin yang menjadi awal mulai perintah shalat gerhana atau sholat Kusuf yang hukumnya ditetapkan sebagai sunah muakkad yang terdapat dalam hadits shaheh Muslim, yaitu sunah yang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan. Pada 29 Syawal 10 Hijriah / 27 Januari 632 Masehi. itu terjadi GMC yang bisa disaksikan oleh warga bagian utara jazirah Arab dan India.

GMC ini tidak sama dengan Gerhana Matahari biasa. Pada saat Gerhana Matahari Total, piringan bulan menutup lempengan matahari.

Namun, pada GMC, kita dapat melihat ‘cincin api’ yang menakjubkan , bayangan Bulan hanya menutupi bagian tengah Matahari dan menyisakan pemandangan bagian cerah berupa cincin api di angkasa, suatu pemandangan yang langka terjadi tetapi dapat dijelaskan secara keilmuan, menjadi incaran pasangan mata di seluruh dunia untuk menyaksikan termasuk Presiden Amerika Serikat dan isterinya yang memimpin penduduk tidak kurang dari 329 juta jiwa, shg jadi polisi dunia.

Baca Juga:Jelang Musorkablub, Caretaker Inventarisir CaborDiktator Baik

Sedangkan pada masa Rosulullah SAW masih hidup pernah terjadi sebanyak 3 kali gerhana matahari . Dalam konteks ini, Nabi SAW mensyariatkan pelaksanaan salat gerhana sebagai bentuk rasa syukur sekaligus sebagai pengakuan yang sempurna atas kebesaran dan kekuasaan Alloh swt. Artinya, peristiwa gerhana dimaknai sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT seperti yang diabadikan dalam Surat no 55 dalam Al Quran yang membuktikan kebesaran dan kemurahan Alloh swt.. Jika dulu waktu gerhana belum bisa diperkirakan karena perkembangan ilmu pengetahuan belum menjangkau sehingga sholat gerhana tidak bisa dipersiapkan seperti sekarang yang telah lengkap pengetahuannya.

Dahulu , begitu melihat gerhana matahari, langsung melaksanakan sholat gerhana tetapi kini lebih awal bisa ditata.

Peristiwa gerhana bagi sebagian masyarakat jaman dahulu ditafsirkan dengan mitos-mitos tertentu yang beredar luas dan melekat dalam pikiran sebagian orang. Misalnya masyarakat Jepang percaya gerhana terjadi karena ada racun yang disebarluaskan di muka bumi. Di masyarakat kita, terutama Jawa, ada yang beranggapan bahwa gerhana terjadi karena Raksasa Batara Kala atau raksasa jahat ‘memangsa’ matahari. Masyarakat kemudian memukul kentongan secara beramai-ramai saat terjadi gerhana untuk menakut-nakuti dan mengusir Batara Kala.

0 Komentar