Gerhana dan Keimanan

Gerhana dan Keimanan
0 Komentar

Oleh: 1. Prof.DR.Aris Poniman,MSc(Guru besar Geografi Universitas Indonesia)
2.Drs. H. Priyono, M.Si. (Dosen dan Wakil Dekan I Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta)

Subhanalloh Subhanalloh Subhanalloh, Maha suci Alloh, pada hari Kamis 26 Desember 2019 siang kemarin , sebuah fenomena alam langka telah terjadi di Indonesia.

Fenomena alam Gerhana Matahari Cincin (GMC) telah melewati sejumlah wilayah di Indonesia, yang bisa disaksikan di 6 wilayah Indonesia, semakin ke timur wilayah Indonesia semakin tidak kelihatan dan menurut sebuah sumber yang namanya siklus saros, peristiwa itu akan terulang lagi 18 tahun 11 hari 8 jam yang akan datang. Berdasarkan informasi melalui gambar di wa grup, ada foto GMC di Sibolga misalnya yang bisa melihat proses GMC dengan sempurna dan masyarakat kagum atas pemandangan langka di langit nun jauh sana.

Baca Juga:Jelang Musorkablub, Caretaker Inventarisir CaborDiktator Baik

Saat GMC terjadi dalam durasi yang berbeda untuk beberapa wilayah di Indonesia, langit meredup dan terjadi suasana hening dan akhirnya cerah setelah peristiwa itu usai. Jika kita membaca dan Memahami peristiwa tersebut kemudian dikaitkan dengan Quran Surah AR Rahman ayat 5 yang terjemahannya Matahari dan bulan beredar menurut perhitungannya. Benda langit yang begitu besar telah beredar dengan keajegannya dan tidak ada benturan, itulah kekuasaan Alloh.

Peristiwa dua benda langit yang saling menutup menjadi perhatian jutaan manusia di dunia untuk mengabadikannya karena jarang terjadi.Peristiwa ini sekaligus mengenang gempa bumi dahsyat dan tsunami Aceh tgl 26 Desember 2004. Dari 1.780 jiwa warga pantai Aceh hanya 440 jiwa selamat. Gempa bumi dan tsunami waktu itu menelan korban ribuan manusia dan harta benda tak ternilai.

Tiga peristiwa yang kebetulankah?
GMC ini juga pernah terjadi di masa Rosulullah SAW setelah 10 tahun Nabi hijrah ke Madinah Al Manawwarah, kota yang bercahaya sekaligus ibukota dari Provinsi Madinah di Arab Saudi.

Penduduk Kota Madinah kala itu sempat gusar dan bingung atas peristiwa langka, namun kemudian di tengah suasana yang gempar dengan terjadinya gerhana matahari, lebih-lebih pada hari itu juga,telah wafat putra Rosulullah SAW yang bernama Ibrahim bin Muhammad baru saja wafat dalam usia 16 tahun, Rasulullah SAW menjadi pelita, beliau pun keluar menuju masjid dan berdiri lantas menunaikan shalat, sehingga orang-orang pun mengikutinya.

0 Komentar