Hanoman Ngerock

Hanoman Ngerock
0 Komentar

“Itu perayaan Hari Raya Hanoman,” jawabnya.

“Kita ke sana. Kedengarannya tidak jauh,” kata saya.

“Anda tidak akan mengerti,” katanya.

“Anda capek?”

“Tidak. Tapi saya tidak mau ke sana”.

“Anda drop saja saya di sana. Tidak usah ditunggu. Nanti saya pulang sendiri ke hotel. Pakai Bajaj”.

Saya diantar sampai di sebuah perempatan. Ternyata agak jauh. Berarti pengeras suaranya yang sangat kuat.

“Mobil hanya bisa sampai di sini. Jalan ditutup,” katanya sambil meminggirkan mobil.

Baca Juga:Tubuh Bendungan Sadawarna Ditargetkan Selesai Akhir TahunJalan Tol Layang Jakarta-Cikampek Diresmikan

Ini jalan kembar. Masing-masing dua lajur. Di tengah kota. Tapi lajur kirinya ditutup. Justru untuk acara yang ingin saya datangi itu.

Banyak tentara dan polisi di situ. Juga banyak yang antre masuk ke dalam tenda besar. Dekorasinya meriah. Kuning merah hijau. Lampu penerangannya banyak. Demikian juga lampu hiasnya. Termasuk lampu diskonya.

Saya berdiri termangu di depan tenda. Sambil mengamati apa yang terjadi di dalam tenda. Tidak jelas. Saya longokkan wajah. Tidak jelas juga.

“Silakan masuk,” ujar seorang petugas muda yang mendatangi saya.

“Boleh?”

“Silakan. Dengan senang hati”.

Saya pun diminta mencopot sepatu. Untuk dititipkan di ruang sebelah. Yang saya maksud ruang adalah jalan raya yang dipagari tali rafia.

Semua sepatu di parkir di situ. Di atas hamparan plastik. Di lajur jalan yang ditutup itu.

Petugas lain mencarikan saya penutup kepala. Yakni kain segitiga berwarna merah. Yang ada tulisan Hindi-nya.

Tenda kuning ini besar sekali. Penuh dengan umat yang bersila di atas hamparan karet. Lebih 1000 orang. Semua berpenutup kepala warna merah.

Baca Juga:Wajah Baru Astra Tol Cikopo Palimanan Jelang Tahun BaruSambut Musim Tanam, Hajat Bumi di Desa Cigugur Kecamatan Pusakajaya

Di panggung musiknya seru sekali. Gendang India-nya sangat dinamis. Yang menyanyi semangat sekali. Semua syairnya berisi selawat pada Hanoman.

Yang dipuja ada di backdrop panggung: foto lukisan Hanoman besar. Bersama dewa-dewa lainnya.

Sesekali mereka yang duduk bersila ikut menyanyi. Juga bertepuk-tepuk tangan. Sesekali musik India-nya ngerock. Ada yang berjoget di panggung. Dan di depan panggung.

Meriah. Gembira. Jadi satu.

Baru di India kali ini saya menyadari: pemujaan terhadap Hanoman luar biasa.

0 Komentar