Gunakan Alat Sederhana, Adang Sulap Batok Kelapa Bernilai Ekonomis

Gunakan Alat Sederhana, Adang Sulap Batok Kelapa Bernilai Ekonomis
KREATIF: Adung Suganda warga Dusun Tegal Luhur NO 191 Rt03/02 Desa Sukamakmur Kecamatan Telukjambe Timur membuat kerajinan dari batok kelapa. USEP SAEPULOH/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

Berawal dari Buatkan Mainan untuk Anaknya

KARAWANG-Berbekal kreativitas, Adung Suganda (37) bisa ‘menyulap’ batok kepala menjadi kerajinan tangan yang bernilai ekonomis. Kendati masih terkendala pemasaran, Adung berharap hasil kerajinannya bisa menjadi cendramata khas Karawang.

LAPORAN: USEP SAEPULOH, Karawang

Adung yang merupakan warga Dusun Tegal Luhur NO 191 Rt03/02 Desa Sukamakmur, Kecamatan Telukjambe Timur. Sudah satu tahun membuat kerajinan dari batok kelapa dan sebelumnya dia membuat mainan untuk anaknya dari buah maja (Beurenuk) dengan karakter anak dengan cara di ukir.

“Kerajinan dari buah maja (Beurenuk) mudah pecah dan prosesnya lama, membuat saya mencoba membuatnya dari batok kelapa sebab lebih awet dan bagus,” ujar Adung, saat ditemui di rumahnya, Minggu (3/3).

Baca Juga:KPUD Temukan 14 WNA Miliki KTP-ElHwoarang Jawara U 16, Hasil KLB Harus Profesional

Adung yang saat ini masih bekerja sebagai OB di PT Supravisi rama Optik Karawang dan sudah bekerja dari 2008, mempunyai impian agar bisa membuka lapangan pekerjaan khususnya di sekitar tempat tinggalnya. “Saya ingin usaha kerajinan dari batok kelapa ini bisa berkembang dan dikenal luas sehingga bisa membuka lapangan pekerjaan,” tuturnya.

Selain lampu batok kelapa, lanjut Adung, dia juga membuat mainan dari batok kelapa seperti ayam, kuda dan banyak lagi karakternya, harga lampu batok kelapanya dibandrol dari mulai Rp. 100 ribu – Rp. 150 ribu. “Modalnya sih kecil tapi tingkat kerumitannya yang sulit, satu lampu batok pun saya buat selama dua hari di sela libur bekerja,”ucapnya.

Dia mengatakan, belajar membuat kerajinan dari batok kelapa ini secara otodidak dan gampang-gampang susah, hanya menggunakan alat sederhana dalam pembuatannya seperti kikir, gregaji, bor, ampelas, lem dan tahap akhir agar hasil kerajinan bagus dan mengkilat batok di pernis. “Untuk batang bawah penyangga lampu batok, saya menggunakan batang dari pohon jambu karena lebih mengkilat saat dipernis dan lebih kuat,” katanya.

Adung mengaku sering kecewa sebab, sempat beberapa orang ada yang pesan lampu batok kepadanya, tetapi saat barang sudah jadi pembeli tidak ada mengambilnya. Bahkan, tak sedikit orang memblokir no nya saat barang pesanannya tidak diambil. “Padahal pesanan lampu nya dikasih nama pembeli dan mungkin di jual kembali susah karena ada namanya hal ini sedikit membuat saya kecewa,” tutupnya.(*/vry)

0 Komentar