10 Tahun Jalan Cipatik-Ciraden Kabupaten Bandung Barat Tak Diperbaiki, Warga Kesal Tanam Pohon Pisang

TANAM PISANG: Pengendara melintasi Jalan Cipatik-Ciraden Desa Cipatik, Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat (KBB) yang ditanami pohon pisang di tengah jalan, Senin (10/10).EKO SETIYONO/PASUNDAN EKSPRES
TANAM PISANG: Pengendara melintasi Jalan Cipatik-Ciraden Desa Cipatik, Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat (KBB) yang ditanami pohon pisang di tengah jalan, Senin (10/10).EKO SETIYONO/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

BANDUNG BARAT-Warga menyebut sudah 10 tahun Jalan Cipatik-Ciraden tidak pernah diperbaiki. Kesal dengan buruknya kondisi Jalan Cipatik-Ciraden, warga Kampung Picung Gede, RW 05, Desa Cipatik, Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat (KBB) menanam pohon pisang di tengah jalan, Senin (10/10).

Sedikitnya 5 pohon pisang ditanam di tengah jalan. Pohon ditanam pada badan jalan yang telah menjadi kubangan air.

Diperkirakan panjang jalan yang rusak mencapai sekitar 1,5 kilometer. Kondisi terkini, jalan penghubung antar Desa Cipatik dan Desa Ciraden, Kecamatan Cihampelas menjadi kubangan air hujan.

Baca Juga:Catatan Harian Dahlan Iskan: Horeeee FIFAPatriot Desa di Jawa Barat Lahirkan Penggerak Lokal Revolusioner

Salah seorang warga, Entis (70) mengatakan, sudah hampir 10 tahun Jalan Cipatik-Ciraden tak pernah diperbaiki. Diperparah dengan buruknya kondisi drainase sehingga air hujan kerap meluber ke jalan.

Kondisi kerusakan diperparah karena drainase tak berfungsi sehingga tatkala hujan, air meluber masuk ke badan jalan.

“Menanam pohon pisang di kubangan sebagai bentuk protes warga. Pada musim hujan seperti sekarang ini, jalan menjadi becek dipenuhi kubangan air. Sebaiknya pada musim kemarau, jalan ini dipenuhi debu,” ungkapnya.

Terpisah, Kepala Desa Cipatik Asep Agus memahami apa yang dilakukan warga karena itu merupakan bentuk aspirasi.

“Kami tak bisa melarang protes warga dengan menanam pohon pisang. Itu hak warga untuk menyampaikan aspirasinya,” tandasnya.

Ia menyebut, jalan penghubung antar dua desa tersebut berstatus jalan kabupaten. Pihak desa tidak berani melakukan perbaikan karena bukan kewenangannya.

“Desa sudah empat kali mengajukan perbaikan ke Pemkab Bandung Barat, tapi hingga kini belum direalisasikan. Informasi terakhir, katanya akan diperbaiki pada 2023,” kata Asep.

Baca Juga:Fokus Penuhi Janji Politik, Hengki Kurniawan: Saya Tak Mengejar Status Bupati DefinitifCatatan Harian Dahlan Iskan: JohnAnglo Bro

Ia menambahkan, pihak desa dan warga secara swadaya beberapa kali melakukan perbaikan. Namun tak bertahan lama, kembali rusak terutama setelah diguyur hujan.

“Persoalannya ada pada drainase. Selama tidak diperbaiki akan kembali rusak,” keluhnya.(eko/ysp)

 

0 Komentar