Kapolsek Pusakanagara Sempat Dilarang jadi Polisi, Disuruh jadi Imam Masjid

Kapolsek Pusakanagara Sempat Dilarang jadi Polisi, Disuruh jadi Imam Masjid
HIDUP SEDERHANA: Pengalaman menjadi seorang santri, Kapolsek Pusakanagara Kompol Syahidin dikenal hidu sederhana dan dekat dengan masyarakat. YOGI MIFTAHUL FAHMI/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

Sempat dilarang masuk sekolah umum pada saat jenjang SMP hingga SMA, Kapolsek Pusakanagara Kompol Syahidin bercerita mengenai kisahnya dari seorang santri hingga 4 kali menjabat Kapolsek di berbagai wilayah.

LAPORAN: YOGI MIFTAHUL FAHMI, Pusakanagara

Ditemui di Mapolsek Pusakanagara, Kompol Syahidin bercerita saat ia lulus SD tahun 1974 tidak dizinkan orang tuanya untuk masuk sekolah umum. Hingga akhirnya, selama 6,5 tahun Syahidin mengenyam pendidikan MTs serta MAN di Cirebon yang menjadi awal mula perjalanananya menjadi seorang santri.
“Dulu itu, orang tua inginnya saya bisa mengimami di mushola, makanya disekolahkan di pesantren,” ucap Kompol Syahidin, kemarin (21/10).

Pria kelahiran Subang 57 Tahun lalu ini akhirnya masuk Pesantren Darut Tauhid di Arjawinangun, Cirebon. Lalu pada tahun 1977, ia melanjutkan ke Madrasah Aliyah di Pesantren Babakan Ciwaringin, Cirebon.

Baca Juga:Seru! Gibas Open Grasstrack Diikuti 300 PebalapBayar Renminbi, Kembalian Dollar

Ia melanjutkan, jalan menuju profesi sebagai seorang polisi tidak dilalui dengan mudah. Sebab, setelah lulus MAN, orang tuanya tetap menginginkan anaknya untuk mengabdi di mushola atau masjid.

“Waktu itu tahun 83-84 orang tua masih belum mengizinkan untuk ke polisi, karena inginya masih sama, tapi ada waktu paman saya seorang Kepala KUA di Pusakanagara yang memberi pengertian ke orang tua. Dia bilang, jadi polisi juga masih bisa jadi imam, akhirnya diizinkan,” jelas Syahidin.

Meski sempat alot, namun dengan pengertian yang diberikan paman pada orang tua Kompol Syahidi akhirnya pada tahun tersebut ia masuk ABRI.

Pasca lulus pendidikan selama 11 bulan, Syahidin ditugaskan pertama kalinya di Polda Metrojaya pada Tahun 1999-2000. Tak lama berselang, ia lalu ditugaskan di Polda Bengkulu hingga tahun 2009. Bisa dikatakan, itu merupakan masa tugas paling lama yang diembannya di luar Pulau Jawa dan sempat terpisah dengan keluarga. Di Bengkulu sempat tugas dibeberapa satuan seperti Sabhara, Lantas, serta menjadi Kapolsek sebanyak 3 kali.
“Waktu di Bengkulu saya merasakan jadi Kapolsek di tempat yang terpencil sampai ke perkotaan atau istilahnya, plural, urban,” ungkapnya.

Hingga pada tahun Oktober 2016, untuk keempat kalinya, Kompol Syahidin mulai menjabat Kapolsek Pusakanagara meski sebelumnya dari tahun 2009 hingga 2016 ia sempat bertugas di Polda Jabar.

0 Komentar