Mengulas Perjalanan BUMDes Rancage Desa Rancasari Kecamatan Pamanukan

Mengulas Perjalanan BUMDes Rancage Desa Rancasari Kecamatan Pamanukan
PRODUK LOKAL: Direktur BUMDes Rancage M. Ali Syaepulloh bersama dengan Pendamping Desa saat memamerkan produk beras premium Rancage. YOGI MIFTAHUL FAHMI/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

Produksi Usaha Beras Premium Permintaan Toko Modern

Badan Usaha Milik Desa atau BUMDes bisa memiliki peranan penting bagi ekonomi masyarakat desa. Di Desa Rancasari Pamanukan, hadir BUMDes Rancage yang saat ini bergerak dalam usaha produksi beras premium.

LAPORAN: YOGI MIFTAHUL FAHMI, Pamanukan

BUMDes juga bisa jadi sarana pemberdayaan ekonomi masyarakat desa dan sumber penghasilan baru bagi Desa. Melalui BUMDes, segala macam potensi desa bisa diangkat serta dimaksimalkan. Unit usaha Rancage di Desa Rancasari, mengusung konsep penyediaan beras layak konsumsi dengan kualitas premium namun dengan harga terjangkau dan daya beli masyarakat.

Di temui di Sekretariat BUMDes Rancage, Ketua BUMDes M. Ali Syaepuloh mengatakan, BUMDes Rancage terbentuk pada 27 Juni 2018 melalui musyawarah desa. Namun BUMDes baru bisa berjalan dipenghujung Tahun 2018 hingga awal 2019.
“Waktu itu terkendala pencairan modal sama menjelang Pilkades, jadi fokus ke Pilkades dulu meskipun samba berjalan,” kata Ali sapaan akrabnya.

Baca Juga:Bravo! Indonesia Juara Piala AFF U-22Kawanan Bajing Loncat Dibekuk Polisi, Rampok Box Kontainer Bermuatan Biskuit

Ali menyebutkan, nama Rancage dimaknai memiliki nilai menuju mandiri, lebih baik dan mengedepankan usaha. “Kalau bahasa sundanya seperti motekar, ngaronjat. Jadi dalam segela unsur, pemerintahan, ekonomi, sosial dan politik, kita ini ingin maju,” jelas Ali.

BUMDes Rancage didirikan memiliki harapan mampu memanfaatkan potensi dan asset desa untuk kesejahteraan masyarakat desa. Sebab, seluruh elemen yang ada ingin program ini bukan lagi topdown atau paket progam pemerintah, akan tetapi pembangunan desa yang digerakkan oleh warga. “Kita masih merintis, sementara ini unggulannya baru memproduksi beras untuk konsumsi. Tapi kualitasnya bagus,” ucap Ali.

Ia mengatakan, latar belakang dipilihnya produksi beras konsumsi berkaca dari potensi yang dimiliki di Rancasari. “Kita punya pertanian yang luas, banyak yang punya lahan luas. Tapi justru kalau beras untuk makan itu beli dari orang. Kenapa? Karena padi yang kita tanam itu kebanyakan jenis IR42 atau untuk keperluan industri, nah kita melihatnya disana,” beber Ali.

Dari sana, Pengurus BUMDes Rancage melihatnya sebagai sebuah potensi yang bisa dimanfaatkan untuk menjalankan usaha kegiatan BUMDes. Sebab di Rancasari juga banyak warga yang bergelut dalam dunia agribisnis padi.

0 Komentar