Merasa Tak Diperhatikan dan Terisolasi, Masyarakat Cikaum Ingin Trayek Angkutan Umum dan PJU

Merasa Tak Diperhatikan dan Terisolasi, Masyarakat Cikaum Ingin Trayek Angkutan Umum dan PJU
NAIK SEPEDA: Anak sekolah di Cikaum menggunakan sepeda untuk pulang dan berangkat mencari ilmu hingga 1-2 Kilometer, karena tidak ada angkutan umum. YUGO EROSPRI/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

SUBANG-Masyarakat Kecamatan Cikaum menginginkan adanya trayek angkutan umum yang melintas di daerahnya. Berada di pelosok, masyarakat Kecamatan Cikaum merasa terisolasi.

Banyak masyarakat yang berjalan kaki terutama para pelajar yang berangkat dan pulang sekolah. Pihak kecamatan sudah mencoba mengusulkan trayek angkutan umum ke Dinas Perhubungan Kabupaten Subang, namun belum ada investor yang bisa mengadakan angkutan umum.

Warga Desa Pasir Muncang Kecamatan Cikaum Taryadi (40) mengatakan, selama bertahun-tahun lamanya, di jalur Kecamatan Cikaum tidak ada angkutan umum. Hal tersebut, menjadikan dirinya yang mau berpergian ke Kota Subang harus berjalan kaki terlebih dahulu. Jika ada mobil bak atau omprengan, dirinya akan menumpang. Taryadi merasa Kecamatan Cikaum seperti tidak terperhatikan, bahkan seperti terisolasi.

Baca Juga:Aksi Cepat Tanggap As Syifa Buka Dapur Umum di Jalur GazaHendak Mudik Lebaran, Kasih Pekerja Migran Indonesia Meninggal di Pesawat

“Bayangkan, hal seperti ini sudah terjadi bertahun-tahun lamanya. Masyarakat juga berpikir seperti daerah yang terisolasi,” ujarnya.

Disamping tidak adanya angkutan umum, Taryadi menambahkan, sepanjang jalur Kecamatan Cikaum juga minim penerangan, sehingga membahayakan kepada pengguna jalan. Apalagi yang dikhawatirkan adalah menjelang Lebaran seperti ini, pastinya pelaku kejahatan seperti begal menghantui para pengguna jalan di malam hari. “Penerangan jalan yang minim sangat menghantui kami selama bertahun-tahun,” ujarnya.

Orang tua murid Sarkasih (36) mengatakan, dirinya juga mengeluhkan anaknya yang setiap berangkat dan pulang sekolah harus berjalan kaki. Ada pelajar lainnya yang menggunakan sepeda, namun hanya terbatas. Anaknya harus menempuh perjalanan 1-2 kilometer hanya untuk berangkat dan pulang sekolah. “Kan kasian anak saya yang berangkat dan pulang harus jalan 1-2 kilometer, karena gak ada angkutan umum,” ungkapnya.

Surkasih berharap kepada Bupati Subang, agar bisa memberikan penerangan jalan dan juga angkutan umum. Jika fasilitas angkutan umum dan penerangan jalan ada, para murid tidak kesulitan dan masyarakat tidak takut keluar di malam hari. “Tolong dong Bupati Subang perhatikan daerah kami, masa sudah lama kondisinya seperti ini terus,” katanya.

Sementara itu, Camat Cikaum Imam Supardan SIP mengatakan, pihaknya sudah mencoba mengusulkan adanya trayek angkutan umum di wilayahnya. Hingga saat ini, masih belum ada realiasinya. Seharusnya untuk trayek angkutan bisa diusahakan oleh pihak Dishub, namun memang investor angkutannya yang belum ada. “Sudah kita coba usulkan. Kalau trayek bisa dibuat, namun investornya yang belum ada,” terangnya.

0 Komentar