Patahan Lembang Melintasi 52 Desa

Patahan Lembang Melintasi 52 Desa
0 Komentar

Gencar Sosialisasi dan Siapkan Jalur Evakuasi

LEMBANG-Lima kecamatan di Bandung Barat berada di jalur patahan lembang sepanjang sekitar 29 kilometer, termasuk di dalamnya 90-an sekolah. Sosialisasi dan edukasi mengenai sesar lembang perlu ditingkatkan, agar masyarakat lebih waspada dan siap mengurangi risiko bencana.

“Sesar lembang itu membentang dari arah timur ke barat dan melintas di Kecamatan Lembang, Parongpong, Cisarua, Ngamprah, sampai Padalarang. Itu meliputi 52 desa di lima kecamatan, dan ada kurang lebih 92 sekolah,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Daerah KBB Duddy Prabowo di Ngamprah, pekan lalu.

Walaupun BPBD telah melakukan sosialisasi sejak 2015, dia mengakui, masih ada warga yang belum mengetahui sesar lembang. Bahkan, kata dia, BPBD juga sudah melakukan sosialisasi SSBen atau Sekolah Siaga Bencana dengan sasaran tenaga pendidik hingga para siswa.

Baca Juga:Dahana Diapresiasi karena Konsisten Salurkan CSRDari Kursi Roda Mengetuk Kepeduliaan, SLB Negeri Subang Bergerak Menggalang Dana untuk Korban Gempa

“Nah, tahun ini rencananya kami yang ke sekolah, jadi jemput bola untuk menyosialisasikannya. Dalam waktu dekat pun kami akan melakukan sosialisasi dengan melibatkan seluruh pihak terkait, baik di lima kecamatan dengan 52 desa maupun berbagai kepentingan yang ada di sana,” katanya.

Selain itu, Duddy menyatakan, BPBD pun telah membentuk desa tangguh bencana di Desa Cikahuripan (Lembang) dan di Desa Tugumukti (Cisarua). “Diharapkan, ke depan bukan cuma dua desa, tapi 165 desa di Bandung Barat mungkin bisa dibentuk desa tangguh bencana. Artinya, secara kelembagaan bisa lebih siap menghadapi bencana,” ujarnya.

Dia menjelaskan, dari Indeks Risiko Bencana Indonesia yang dikeluarkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana, KBB termasuk dalam kategori risiko tinggi bencana. Kecuali tsunami. Jenis bencana lainnya seperti tanah longsor, banjir, letusan gunung api, angin puting beliung, sampai kekeringan berpotensi terjadi di KBB.

“Tentu kami berupaya memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada masyarakat. Intinya, bagaimana masyarakat itu tahu potensi bencana di sekitarnya. Setelah tahu, tumbuh kesadaran untuk pengurangan risiko bencana. Jadi, seminimal mungkin dampak ketika bencana terjadi dapat ditekan atau apabila memungkinkan bisa ditiadakan,” katanya.

Peneliti Pusat Penelitian Mitigasi Bencana ITB Nuraini Rahma Hanifa menjelaskan, kerja sama ITB dengan BPBD KBB dalam tiga tahun terakhir ini lebih banyak menyasar kalangan sekolahan. Diperkirakan, perwakilan dari sekitar 60 sekolah sudah pernah dikumpulkan untuk dilakukan sosialisasi sesar Lembang.

0 Komentar