Petani Mengeluh Harga Jagung Anjlok

Petani Mengeluh Harga Jagung Anjlok
HARGA MURAH: Tarmedi saat memanen jagung di kebunnya, Rabu (23/1). Tapi kini harganya anjlok akibat pasokan melimpah dan serbuan jagung dari Lampung. INDRAWAN/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

DAWUAN-Para petani penanam jagung di wilayah Desa Manyeti Kecamatan Dawuan kecewa harga jagung di pasaran anjlok. Padahal saat musim panen telah tiba.

Harga jagung di tingkat tengkulak hanya dihargai Rp1.500/Kg dari sebelumnya Rp5.000/Kg. Hal itu diungkapkan oleh seorang petani Tarmedi pada Pasundan Ekspres, kemarin (22/1).

“Harganya turun drastis. Punya saya karena agak bagus jagungnya jadi dihargai lumayan yaitu Rp2.000/Kg. Besar kemungkinan karena sekarang masanya panen raya, barang banyak. Di Subang sendiri yang panen banyak, tambah lagi ada jagung dari Lampung masuk, tambah banyak,” jelasnya.

Baca Juga:Korban Kekerasan pada Anak Terus Bertambah80 Perusahaan Belum Terapkan UMSK

Tarmedi mengerahkan enam tenaga kerja untuk memanen jagung di lahan seluas seperempat hektare. Saat ini sejumlah petani di Desa Menyeti Kecamatan Dawuan tengah memanen jagung jenis Hibrida 21. Hasil panennya juga bagus, namun sayang tidak diimbangi dengan harga di pasaran.

Dia juga menjelaskan jika harga bibit yang dia beli sebanyak 1Kg harganya hampir Rp400 ribu rupiah dan akan menghasilkan jagung seberat 2 ton. Belum lagi pupuk, perlu pupuk sebanyak 3 kwintal untuk merawat jagung yang dia tanam di kebunnya sebagai perawatan harian.

“Boro-boro dapat keuntungan kalau harga sedang anjlok begini, bias balik modal saja sudah alhamdulilah. Tenaga sendiri sudah gak saya hitung, mikirin buat yang bantu petik saja ini 6 orang bingung,” tambahnya.

Namun Tarmedi masih tetap bersyukur meski keadaan memaksanya menjadi susah payah. Menurutnya dengan bisa panen saja dirinya sudah merasa untung. Dengan bisa memanen hasil tanamnya Tarmedi merasa sudah mampu menabung, walaupun rupiah yang dihasilkan hanya cukup untuk menutupi modalnya saja.

“Bisa panen juga untung buat saya mah, kalau kena hama bisa makin bingung lagi ini saya. Modal gak ada, hasil panen gak punya, terpaksa harus berhutang lagi untuk penuhi biaya sehari-hari kalau begitu ceritanya,” pungkasnya.
Dia berharap ada perhatian dari pemerintah bagi para petani yang senasib dengan dirinya.(idr/man)

0 Komentar