Sulit Kerja di PT Matsuoka, Puluhan Emak-Emak Demo ke Pabrik

Sulit Kerja di PT Matsuoka, Puluhan Emak-Emak Demo ke Pabrik
PROTES: Masyarakat mengeluhkan pabrik yang tidak memperkerjakan warga sekitar. YUGO EROSPRI/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

Akibat Pribumi Tidak Dipekerjakan

SUBANG-Puluhan emak-emak berdatangan memasang spanduk di salah satu pabrik di Kecamatan Patokbeusi. Pasalnya, warga tersebut mengeluhkan sulitnya mendapat pekerjaan di daerahnya sendiri, meski warga pribumi. Warga Desa Ciberes Kecamatan Patokbeusi Rokayah (35) mengatakan, untuk Pabrik Matsuoka yang berlokasi di Kecamatan Patokbeusi, dalam perekrutan tenaga kerjanya tidak melibatkan warga sekitar. Hal tersebut menyebabkan, warga sekitar pabrik kebingungan untuk mencari kerja, padahal seharusnya pabrik lebih memprioritaskan warga pribumi. “Warga kami tidak diprioritaskan, bagaimana ini? Seharusnya warga sekitar dulu, baru rekrut lainnya,” ujarnya.

Rokayah menyayangkan, banyak warganya yang tidak diterima berkerja di pabrik tersebut, padahal sudah sering melamar pekerjaan di pabrik tersebut. Bahkan ada warga yang akhirnya melamar kerja di daerah lain, karena susahnya untuk diterima di pabrik tersebut. “Sulit sekali, padahal sudah melamar tapi gak pernah diterima,” ungkapnya.

Warga lainnya Ncih (30) meminta Disnakertranas Subang memberhentikan dulu operasional pabrik PT Matsuoka, sebelum warga sekitar diperkerjakan. Ncih juga meminta kepada pihak pabrik, selalu memprioritaskan warga sekitar untuk diperkerjakan, jangan merekrut dari luar. “Jika begini terus, Disnakertrans Subang harus ambil sikap. Kalau bisa tutup saja, kami butuh kerja untuk menghidupi keluarga,” katanya.

Baca Juga:Disporaparbud Lepas Kontingen Popwilda Kabupaten PurwakartaBrasil vs Peru, Gengsi Tuan Rumah

Sementara itu, Sekretaris Disnakertrans Subang Nunung Suryani mengatakan, PT Matsuoka yang beroperasi di bidang garment tersebut, sebetulnya sudah memberi kesempatan para pencaker (pencari kerja) dari warga sekitar di lingkungan pabrik. Namun menurut perusahaan, warga sekitar tidak memiliki skill atau kemampuan yang cukup yang dibutuhkan oleh pabrik, sehingga kalah bersaing dengan para pencaker dari luar daerah. “Menurut informasi yang kami terima dari pabrikk tersebut begitu, mereka kalah bersaing,” katanya.

Dijelaskan Nunung, seharusnya warga sekitar yang tidak memiliki skill yang cukup, mau mengikuti dahulu pelatihan keterampilan yang dibutuhkan oleh pihak pabrik. Disarankan kepada pihak pabrik, agar mau bekerjasama dengan lembaga pelatihan kerja untuk meningkatkan keterampilan warga sekitarnya, sehingga mereka bisa mumpuni. “Di pabrik tersebut ada 950 pekerja dan sedang merekrut pencaker untuk penambahan sekitar 200 orang,” terangnya.(ygo/vry)

0 Komentar