Tergerus Perkembangan Zaman, Delman Khas Plered Nyaris Punah

Tergerus Perkembangan Zaman, Delman Khas Plered Nyaris Punah
MANGKAL: Gelebeg Delman khas Plered sedang mangkal di jalan raya Cibogo tidak jauh dari kantor Kecamatan Plered. DAYAT ISKANDAR/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

Dulu Satu Orang Punya Tiga, Sekarang Sisa 10 “Gelebeg”

Akibat perkembangan zaman yang semakin maju, membuat alat transportasi delman di pasar tradisonal Kecamatan Plered hampir punah. Keberadaan delman atau warga Plered sering menyebutnya dengan sebutan “Gelebeg” semakin berkurang.

LAPORAN: DAYAT ISKANDAR, Purwakarta

Gelebeg biasa mangkal di jalan raya Cibogo, tidak jauh dari wisata kuliner sate maranggi. Kini keberadaan Gelebeg nyaris punah dan tersisihkan.

“Dulu total gelebeg 50 lebih namun sekarang yang tersisa sekitar 10 saja,” kata Karna (50), salah satu kusir Gelebeg asal Plered.
Ia bercerita, semakin berkurangnya alat transportasi ramah lingkungan ini lantaran tergilas oleh perkembangan zaman yang semakin maju. Menurutnya, alat transportasi yang telah menjadi ikon di Kecamatan Plered ini bukan tidak mungkin punah. Padahal di awal tahun 90 an Gelebeg adalah alat transportasi yang paling diminati oleh sejumlah warga.

Baca Juga:Kurang 299, PPDB SMAN Minim PeminatSambut Hari Jadi, Pokja Wartawan Gelar Lomba Menulis

“Peminatnya ada sekarang juga cuman delman tidak sebanyak dulu, banyak kusir yang banting setir karena semakin ke sini makin marak kendaraan seperti ojeg, angkutan umum yang saat ini menjadi saingan. Makanya para kusir lebih memilih untuk mencari pekerjaan lain,” kata dia.

Dia mengaku, tetap bertahan selain memang sudah menjadi pekerjaan sejak dulu. Karna juga ingin melestarikan alat transportasi khas Plered yang ramah lingkungan ini. “Saya menjadi kusir sudah 15 tahun lebih,” kata dia.

Kusir Gelebeg lainnya, Komar (55) mengaku mengetahui betul keberadaan Gelebeg lantaran menjadi kusir dari tahun 1985. Saat masih mangkal di Koperasi Unit Desa (KUD) Palinggihan, puluhan Gelebeg berjejer di wilayah itu.

“Dulu mah ada yang satu orang punya 3 Gelebeg, tapi sekarang paling yang bertahan ada sekitar 10,” ujar menambahkan.
Tak hanya kwantitas jumlah gelebeg yang terus berkurang, belakangan diketahui pedagang aksesories pendukung Gelebeg terus menyusut. Antara lain, pakaian aksesoris kuda dan spare part gerobaknya.

Yang tinggal bertahan, hanya beberapa toko aksesories dan kelengkapan kuda di bilangan Desa Cibogo Girang. Itupun hanya komponen tertentu saja, yang masih dijual seperti tapal kuda dan perangkat baju kuda. Sementara lampu bel dan aksesories Gelebeg sudah jarang ada stoknya.(*/vry)

0 Komentar