Usia Remaja Rawan Penyebaran HIV/AIDS

Usia Remaja Rawan Penyebaran HIV/AIDS
SOSIALISASI: PP IMS HIV/Aids Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Subang, Suwata saat melakukan sosialisasi bahaya HIV/AIDS kepada para pelajar. YUGO EROSPRI/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

SUBANG-Usia remaja dan pelajar dianggap paling rawan terhadap penyebaran penyakit HIV/AIDS. Di Kabupaten Subang, hingga saat ini sudah 3 orang pelajar menjadi korban penyakit berbahaya tersebut.

PP IMS HIV/Aids Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Subang, Suwata mengatakan, guna mendeteksi penyebaran HIV/AIDS sejak dini, pihaknya terus memberikan pemahaman dan konseling terhadap kelangan pelajar di Kabupaten Subang.
“Kita gencar lakukan pemahaman dan konseling kepada mereka (pelajar) dalam upaya pendeteksian secara dini (HIV/AIDS),” ungkapnya.

Dijelaskan Suwata, sesuai data yang dimilikinya, saat ini terdapat 3 pelajar yang terkena HIV/AIDS. Para pelajar pun diimbau menghindari penggunaan narkotika dan seks bebas.

Baca Juga:Sinyal untuk SabrinaMudahkan Layanan Disduk Launching SipilA

Masih menurut Suwata, usia 15-19 tahun merupakan paling rentan terhadap penyebaran HIV/AIDS. Ego yang tinggi serta rasa ingin tahu yang besar, membuat usia remaja rentan terhadap penyebaran HIV/AIDS.

Berdasarkan penyebaran, HIV/AIDS ditularkan melalui hubungan seksual. “Usia 15-19 tahun, sebanyak 95 persen rentan terhadap penyebaran HIV/AIDS dengan hubungan seks hetroseksual dan homoseksual,” jelasnya.

Di kesempatan tersebut, Suwata meminta para orang tua agar lebih mendampingi serta memperhatikan anak-anaknya. Pendampingan orang tua merupakan cara terbaik untuk mencegah penyebaran HIV/AIDS.

Sementara itu Kanit PPA Polres Subang, Bripka Nenden mengatakan, kasus pencabulan anak dibawah umur kebanyakan didorong oleh teknologi dan lingkungan. Kebanyakan kasus yang ditanganinya, korban sebagian besar berkenalan dengan pelaku melalui jejaring sosial. Keduanya lalu bertemu dan terjadinya kasus pencabulan. “Kami imbau orang tua agar selalu memperhatikan tingkah laku anak-anaknya, kareena kebanyakan kasus akibat pengaruh teknologi dan juga lingkungan,” pungkasnya. (ygo/din)

0 Komentar