HKTI: Petani Perlu Beragam Jenis Pupuk, Tolak Rekomendasi Pembatasan Pupuk

ILUSTRASI: Petani Karawang panen padi yang didukung dengan penggunaan pupuk subsidi pemerintah. USEP SAEPULOH/PASUNDAN EKSPRES
ILUSTRASI: Petani Karawang panen padi yang didukung dengan penggunaan pupuk subsidi pemerintah. USEP SAEPULOH/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

KARAWANG-Panitia Kerja (Panja) Komisi IV DPR RI merilis rekomendasi perihal pupuk bersubsidi. Salah satu rekomendasi itu ialah pengurangan jenis pupuk yang disubsidi menjadi dua jenis, yakni jenis urea dan NPK saja.

Sementara itu, sebelumnya ada enam jenis pupuk yang disubsidi yang tentu sangat diperlukan para petani. Empat jenis pupuk yang subsidinya akan dicabut apabila usulan itu dikabulkan, ialah SP36, ZA, Organik serta Organik Cair.

Memberi respon perihal itu, Ketua Himpunan Kerukutan Tani (HKTI) Kabupaten Karawang, Indriyani menolak dan meminta agar usulan dari Panja Komisi IV DPR RI tersebut dicabut. Lantaran usulan itu akan sangat berdampak kepada petani di Indonesia, khususnya di Kabupaten Karawang yang notabene mayoritas adalah petani padi.

Baca Juga:Rendang Makanan Khas Indonesia Yang MenduniaKepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto Membagikan Masker dan Ajak Masyarakat tetap Waspada Covid-19,

Pasalnya, tanaman padi sangat membutuhkan pupuk-pupuk itu, terlebih lagi pupuk organik untuk membantu meningkatkan unsur hara tanah.

“Unsur Hara tanah di Karawang sudah kurang, untuk mempertahankan kesuburan tanah dibutuhkan pupuk organik selain pupuk urea. Unsur Hara yang kurang sangat berdampak kepada tanaman, sebab kandungan-kandungan dalam tanah yang dibutuhkan tidak bisa terserap saat unsur Hara rendah,” terangnya.

Indriyani juga meminta supaya Pemerintah tidak menilai kebutuhan pupuk di Indonesia secara general. Sebab kebutuhan pupuk di setiap daerah bisa berbeda, tergantung kepada jenis tanaman dan unsur tanah.

“Pusat jangan mengeneralisir potret kebutuhan pupuk secara nasional, tapi bisa memetakan kebutuhan pupuk di daerah. Apalagi di Karawang ini yang notabene petani padi dengan tiga kali masa panen, sangat membutuhkan beberapa jenis pupuk,” ungkapnya.S

Senada, Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Wanakerta Kecamatan Telukjambe Barat, Juharsa mengatakan, apabila subsidi pupuk dicabut maka petani akan menjerit. Sebab, selain pupuk urea petani di Karawang juga menggunakan pupuk SP36 dan Organik.

“Saya jelas menolak usulan pencabutan subsidi pupuk tersebut. Kalau subsidi dicabut biaya produksi tanam juga akan naik. Apalagi kami bukan cuma pakai pupuk urea karena yang bisa kami dapatkan sangat terbatas, kami juga pake SP36 dan Organik,” pungkasnya. (use/vry)

0 Komentar