Ini Cara Perusahaan Konstruksi Agar Bisa Bertahan di Masa Pandemi Covid-19

Ini Cara Perusahaan Konstruksi Agar Bisa Bertahan di Masa Pandemi Covid-19
DOK PASUNDAN EKSPRES PERBAIKAN JALAN: Alat berat diturunkan dalam perbaikan jalur Cikalong-Cilamaya Karawang yang dilakukan PT Jawa Satu Power bersama kontraktor APC.
0 Komentar

KARAWANG-Pandemi Covid-19 ternyata berdampak besar terhadap penyelenggaraan jasa konstruksi di Indonesia termasuk di Kabupaten Karawang. Para pemilik perusahaan pun harus melakukan sejumlah terobosan, jika terlambat mengambil langkah efeknya sangat berbahaya bagi keberlangsungan perusahaan.

Direktur PT Sarana Abadi Raya (SAR), Dr. (c) Dhiraj Kelly Sawlani mengatakan, dampak yang paling nyata akibat pandemi bagi pengusaha konstruksi adalah banyaknya anggaran konstruksi yang direfocusing ke anggaran Covid-19. “Demikian halnya perusahaan swasta yang ingin melakukan ekspansi, banyak yang menahan proyek konstruksinya sampai dengan pandemi berakhir. Mereka masih melakukan efisiensi untuk menjaga cash flow perusahaan di tengah pandemi,” ujar Dhiraj saat ditemui di kantor PT SAR Karawang, kemarin.

Dia menyebut proyek strategis nasional dan proyek–proyek APBD saat ini masih berjalan sesuai dengan anggaran yang sudah ditentukan, dan tetap berjalan sesuai jadwal. Anggaran proyek pemerintah yang masih sesuai dengan perencanaan, mayoritas bersumber dari APBD. “Anggaran proyek swasta yang masih sesuai dengan jadwal mayoritas berasal dari proyek strategis nasional,” katanya.

Baca Juga:Komisi III DPRD Karawang: Jembatan Sirnaruju Bagian Dari Proyek Jangka PanjangPTM di Karawang Belum Bisa Dilaksanakan, Ini Alasannya

Meski pandemi Covid-19 mengakibatkan sektor konstruksi menurun, namun Dhiraj meyakini kondisi ini akan berlalu. Karena itu, mereka tetap menggarap sejumlah proyek baik yang berasal dari pemerintah maupun swasta.

Lantas bagaimana perusahaan ini bisa terus bertahan di tengah pandemi Covid-19, salah satu cara yang dilakukan oleh PT Sarana Abadi Raya agar tetap bertahan adalah dengan melakukan efisiensi tenaga kerja baik indirect labour maupun direct labour. Untuk indirect labour, pihaknya menempatkan seorang project manager di beberapa proyek sekaligus, demikian halnya surveyor, quantity survey, dan quality control. “Sedangkan, untuk direct labour dapat kita berikan insentif apabila dapat mengerjakan pekerjaan sesuai schedule tanpa harus menggunakan terlalu banyak tenaga kerja. Hal ini dapat memotivasi tenaga kerja kita untuk bekerja secara lebih optimal. Dengan demikian, proyek dapat diselesaikan tepat waktu, dengan kualitas yang baik, harga yang kompetitif tanpa melibatkan tenaga kerja yang terlalu berlebihan,” ungkapnya.

Dia berharap pemerintah agar anggaran terkait pembangunan dapat ditingkatkan kembali seperti sedia kala. Tujuannya, agar pengusaha konstruksi dapat bertahan di masa pandemi dan pasca pandemi. “Kami berharap pemerintah bisa memberikan fasilitas bagi perusahaan swasta yang ingin melakukan ekspansi usaha agar memperoleh pendanaan dengan skema pinjaman lunak agar roda ekonomi dapat berputar seperti sedia kala. Dan kami pengusaha jasa konstruksi dapat memperoleh banyak peluang pekerjaan,” harapnya.

0 Komentar