ITAGI: Uji Klinik Vaksin COVID-19 Diawasi Ketat

ITAGI: Uji Klinik Vaksin COVID-19 Diawasi Ketat
Penyediaan vaksin COVID-19 harus dipastikan keamanannya dan efektivitasnya. Tidak dilakukan tergesa-gesa.
0 Komentar

“Uji klinik di Bandung seperti halnya di negara lain diawasi oleh banyak badan pengawas yaitu BPOM, Data Safety Monitor Board (DSMB) dan Komite Etik FK Unpad. Ini perlu dilakukan untuk memastikan keamanan dan efektivitas dari vaksin COVID-19 yang saat ini tengah dikembangkan oleh Bio Farma – Sinovac,” jelas Prof Soedjatmiko.

Kemudian, BPOM bersama Komite Nasional Penilaian Obat/Vaksin akan mengkaji hasil dari uji klinik fase 3. “Apabila menurut BPOM dan Komnas hasilnya aman dan mampu menimbulkan kekebalan maka akan dikeluarkan izin produksi ke Bio Farma, Setelah diproduksi oleh Bio Farma dinilai lagi oleh BPOM untuk dibuatkan izin edar atau bila hasil kajian BPOM dan Komnas bagus dapat dikeluarkan Emergency Used Authorization (EUA)” tambah Profesor yang juga merupakan dokter spesialis anak tersebut.

Namun, agar bisa menurunkan penularan COVID-19 secara optimal, maka cakupan imunisasi harus mencapai 60 – 70 persen dari umur 18 – 59, tahun terutama di daerah yang penularan masih banyak dan cepat. Maka untuk menurunkan penularan COVID-19 harus dijalankan paket lengkap serentak yakni masyarakat disiplin menjalankan 3M, pemerintah melakukan 3T ditambah cakupan imunisasi 60 – 70 persen.

Baca Juga:Anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional Sudah Terealisasi Rp366 TriliunSetelah Gisella Anastasia dan Jessica Iskandar, warganet dihebohkan Tersebarnya Link Video Mesum Diduga Anya Geraldine

“Lebih 100 orang tiap hari orang meninggal karena COVID-19. Bayangkan betapa tiap hari lebih dari 100 keluarga bersedih karena keluarganya meninggal karena COVID-19. Oleh karena itu tetap disiplin 3M, ditambah 3T dan lakukan vaksinasi COVID-19 ketika vaksin siap,” tutup Prof Soedjatmiko.(red/adv)

Laman:

1 2
0 Komentar