Akibat Belajar Jarak Jauh, 1.126 Siswa SD Belum Bisa Membaca

Akibat Belajar Jarak Jauh, 1.126 Siswa SD Belum Bisa Membaca
FOTO DISKOMINFOARPUS KOTA CIMAHI BELAJAR: Lantaran tak memiliki gawai, sejumlah siswa di salah satu SD di Kota Cimahi terpaksa harus mengikuti kegiatan belajar secara tatap muka dengan menerapkan protokol kesehatan.
0 Komentar

CIMAHI-Sekitar 1.126 siswa kelas II Sekolah Dasar (SD) di Kota Cimahi masih belum bisa membaca. Hal ini terjadi di tengah Pandemi Corona Virus Disease (Covid-19) dan kondisi hanya bisa melakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).

Berdasarkan data yang dihimpun Dinas Pendidikan Kota Cimahi, tercatat siswa kelas II SD di Kota Cimahi mencapai 7.515 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 6.389 orang atau 85,02 persen dinilai sudah bisa membaca.

Seperti diketahui, sejak mewabahnya Covid-19 seluruh aktivitas di sekolah dihentikan. Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dialihkan secara daring atau online.

Baca Juga:Granat Sempat Dijual Rp20.000 Ke Tukang RongsokShinta Priwit Rilis Single Senyumlah Negeriku

Kepala Disdik Kota Cimahi, Harjono mengatakan, kondisi ini tentunya menjadi pekerjaan rumah bagi pihaknya bersama guru serta orang tua untuk memberikan perhatian lebih terhadap ribuan siswa tersebut. “Nah, kalau jumlah siswa yang belum bisa membaca itu ada 1.126 atau 14,98 persen,” kata Harjono, kemarin.

Harjono menjelaskan, data tersebut diperoleh dari guru-guru yang mengajukan kuisioner kepada orang tua siswa, dengan mengajukan sejumlah pertanyaan. Dari mulai pertanyaan seberapa jauh siswa mengenali huruf, bisa membaca, hingga memahami bacaan. “Ternyata dari hasil itu, dites sama gurunya kan daring. Dari hasil daring itu guru-guru berkesimpulan anak- anak yang sudah bisa baca berapa, yang belum berapa,” beber Harjono.

Namun Harjono mengaku bingung lantaran data jumlah siswa yang belum bisa membaca malah lebih bagus ketika di masa pembelajaran daring, dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. “Saya bingung ko datanya malah lebih bagus sekarang. Jadi jumlah anak yang bisa membasa naik justru di masa daring. Ini bisa saja itu betul karena sekarang anak-anak di bawah pengasuhan orang tua langsung,” ungkapnya.

Dari data tersebut, kata Harjono, nantinya setelah Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dibuka kembali, pihaknya akan melakukan survei ulang. Sebab data yang sudah masuk saat ini dibutuhkan untuk penanganan lanjutan bagi siswa yang belum bisa membaca selama pembelajaran daring ini. “Nanti kalau sudah PTM kita akan kembali survei. Itu mah data awal untuk mencari anak-anak yang perlu gurunya masuk untuk lebih intensif,” jelasnya.

Harjono menegaskan, bagi siswa kelas II SD yang kedapatan belum bisa membaca itu tentunya akan diberikan perhatian lebih di sisa Semester II Tahun Ajaran 2020/2021 ini.(je/sep)

0 Komentar