GKSI Dorong Kualitas dan Kuantitas Susu

GKSI Dorong Kualitas dan Kuantitas Susu
SETOR SUSU PERAH: Peternak tengah menyetorkan susu dari hasil perahaan sapi ternaknya. EKO SETIONO/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

LEMBANG-Gabungan Koperasi Susu Seluruh Indonesia (GKSI) mendorong peningkatan kualitas dan kuantitas susu sapi perah lokal. Caranya dengan mengajak generasi muda agar mau terlibat dalam usaha ternak sapi perah.

Ketua GKSI, Dedi Setiadi mengatakan, pihaknya berusaha memacu produksi susu dari peternak lokal karena pasokan kebutuhan susu segar nasional dalam negeri baru dapat menyuplai 20 persen saja, sementara sisanya harus diimpor. “Ketersediaan susu segar untuk memasok kebutuhan dalam negeri saat ini hanya 20 persen, sisanya impor dalam bentuk susu bubuk dari Australia dan Selandia baru,” ungkap Dedi, Senin (29/4).

Dedi menyatakan, peternak susu perah di Indonesia dikenal tangguh. Namun persoalannya, lahan pakan rumput sebagai makanan pokok sapi masih minim.

Baca Juga:PPDB, Daftar ke SMK Tidak Berlaku ZonasiGaluh Mas Sukses Gelar Wedding Expo

Untuk mengatasi persoalan itu, lanjut dia, para peternak sering mengganti pakan pokok itu dengan jerami atau daun pisang meski hasilnya akan mempengaruhi produktifitas dan kualitas susu sapi.

“Pakan sapi itu rumput, kalau rumputnya banyak, peternak juga akan sejahtera. Mengenai ketersediaan rumput, kita sudah mengadakan pola kerjasama win win solusi dengan PTPN VIII, berkolaborasi dalam penyediaan pakan ternak yang bagus, berkualitas dan terjangkau,” bebernya.

Dengan pola kerjasama ini, dia melanjutkan, sebetulnya menjadi peluang besar bagi masyarakat terlibat dalam ternak sapi perah. Apalagi, pengolahan susu perah kini sudah menggunakan teknologi modern.

Lebih jauh, kebutuhan pasokan susu sapi nasional baru dihasilkan dari peternak di tiga provinsi, yaitu Jatim, Jabar dan Jateng dengan total 375 ribu ekor sapi serta menghasilkan produk susu rata-rata mencapai 1,5 juta kilogram per hari.

“Saya harap peternakan sapi ini bisa dilakukan masyarakat kecil, kan pengangguran di Indonesia masih cukup banyak, tidak jatuh ke pengusaha. Investasi paling utama adalah rumput, pemerintah tinggal menyiapkan lahannya saja, sistem pembagiannya sharing, bila dikelola dengan mekanisme benar, saya kira banyak yang tertarik,” ujarnya.

Dedi menyebutkan, dari satu ekor sapi rata-rata dapat menghasilkan sebanyak 12,5 liter susu. Jika pakan terpenuhi, idealnya seekor sapi bisa menghasilkan sampai 15 liter susu. Setiap satu liter, peternak menjual susu ke koperasi dengan harga antara Rp5.250 – Rp5.800 tergantung kualitas. “Peternak bisa sejahtera kalau minimal punya tujuh ekor sapi,” jelasnya. (eko/sep)

0 Komentar