Guru Honorer Maju di Pilkades, Pengorbanan Demi Majukan Desa Cikidang

Guru Honorer Maju di Pilkades, Pengorbanan Demi Majukan Desa Cikidang
NEKAD: Guru honorer di SMPN 5 Lembang, Heri nekad mendaftar menjadi calon Kades Cikidang periode 2019-2025, demi membawa desanya lebih maju. EKO SETIONO/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

LEMBANG-Bursa pemilihan kepala desa (Pilkades) di wilayah Kabupaten Bandung Barat (KBB), tak hanya diikuti oleh para petahana dan tokoh masyarakat, tetapi juga calon berlatar belakang tenaga pendidik atau guru.

Heri (39) seorang guru honorer di SMPN 5 Lembang nekat mendaftar menjadi calon Kades Cikidang periode 2019-2025. Dengan hadirnya calon kades dengan latar belakang guru dapat menjadi alternatif pilihan bagi warga.

Keputusan mencalonkan menjadi kades bukan tanpa pengorbanan, meskipun dengan penghasilan pas-pasan sebagai tenaga honorer, Heri harus membagi penghasilannya untuk kebutuhan keluarga dan sosialisasi kepada warga.

Baca Juga:Syarif Hidayat Pertemukan Pencari dan Pemberi KerjaSodetan Tarum Timur Mulai Kumpulkan Warkah

“Meskipun Saya menerima honor mengajar Rp25 ribu perjam. Kalau dirata-ratakan dalam sebulan paling hanya menerima penghasilan sekitar Rp750 ribu. Untuk kebutuhan keluarga, alhamdulillah terbantu dengan membuka kantin di sekolah, tetapi demi kemajuan desa saya siap mengabdi. Untuk desa saya lebih baik lagi,” kata Heri, Rabu (6/11).

Berangkat dari figur seorang guru dan berpengalaman pernah menjadi pengurus desa, ia berharap bisa membawa desanya lebih maju di segala bidang. Terlebih, Desa Cikidang dikenal memiliki sumber daya alam melimpah dengan sektor pertanian yang menjadi salah satu unggulan di desa tersebut.

Karena keterbatasan materi yang dimilikinya, dia mengaku, selama masa pendaftaran hingga penetapan calon, Heri tidak melakukan hura-hura untuk mengundang simpati warga. “Bisa dibilang, materi yang saya miliki sangat jauh bila dibanding calon lainnya. Bahkan, saya enggak pasang baliho sosialisasi. Modal saya hanya pendekatan ke warga, door to door menyampaikan program ke warga,” beber Heri yang menjadi tenaga honorer sejak 2005.

Jelang hari pencoblosan tanggal 24 November mendatang, Heri harus pintar-pintar membagi waktu antara mengajar dan mengenalkan program kepada warga. Karena saking sibuknya, beberapa hari terakhir ini ia hanya bisa beristirahat selama dua jam.

“Dari jam 7.30-14.30 WIB mengajar di sekolah, setelah itu saya ke pasar untuk berbelanja kebutuhan di kantin. Istirahat sejenak, lalu dilanjutkan berkunjung ke warga atau warga yang saya undang datang ke rumah sampai subuh. Saya baru tidur antara jam 3-5 pagi,” ujarnya.(eko/sep)

0 Komentar