Objek Wisata di KBU Tak Miliki Perspektif Kebencanaan

Objek Wisata di KBU Tak Miliki Perspektif Kebencanaan
PANORAMA ALAM: Dibalik keindahan alam Lembang yang merupakan Kawasan Bandung Utara (KBU), menyimpan potensi bencana Sesar Lembang. EKO SETIONO/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

LEMBANG-Sebagian besar Objek wisata yang ada di Lembang sebagai Kawasan Bandung Utara (KBU), tidak memiliki perspektif kebencanaan. Hal itu mengingat KBU merupakan daerah lintasan sesar Lembang yang membentang 29 kilo meter.

“Wisata yang sudah ada ataupun yang terus di bangun, tidak memiliki perspektif kebencanaan apalagi penanganan ketika bencana terjadi, Karena kalau wisata yang di bangun dan sudah terbangun memiliki perspektif bencana Mereka tidak akan membangun wisata di wilayah KBU,” ujar Manager Pendidikan Walhi Jabar, Haerudin Inas saat di hubungi Pasundan Ekspres, Rabu (4/12).

Inas mengingatkan terhadap para pengunjung wisata, untuk lebih berhati-hati dalam berwisata di KBU, karena sesungguhnya rawan bencana. “Ini penting diketahui oleh para pengunjung wisata Karena mereka menikmati wisata di tempat yang rawan bencana dan di wilayah kawasan penyangga air dan karbon untuk wilayah seperti kota Bandung,” katanya.

Baca Juga:Penurunan Tanah Hingga 10 cm, Tahun 2050 Bandung Terancam KekeringanTerminal Tipe A Tambah 15 Unit Armada Bus

Menurut Inas, pemerintah seharusnya dapat mengendalikan pembangunan objek wisata di wilayah Lembang Bandung Barat, sebagai bagian dari Kawasan Bandung Utara. “Jika wisata tersebut masuk wilayah kecamatan Lembang, artinya Pemerintah KBB tidak memiliki perencanaan ruang untuk menyelamatkan KBU dari krisis ekologis dan kebencanaan yang menyelimuti KBU (sesar Lembang),” ucapnya.

Dengan tidak dikendalikanya pembangun objek wisata di KBU menurut Inas, ini akan menambah tingkat kerawanan bencana ekologis. “Terbukti dengan adanya wisata yang sedang di bangun dan tidak memiliki perspektif bencana tidak di hentikan dan bahkan harusnya di hentikan pembangunya dan tidak di ijinkan membangun wisata di wilayah yang sedang krisis ekologis dan rawan bencana,” paparnya.(eko/sep)

0 Komentar