Plastik Solusi Pertanian di Musim Kemarau

Plastik Solusi Pertanian di Musim Kemarau
HEARING: Sejumlah petani mengikuti acara Public Hearing Standar Pelayanan Publik di Balitsa Lembang. EKO SETINO/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

Teknologi Murah, ALternatif Siasati Ketersediaan Air

LEMBANG-Kemarau panjang yang terjadi di berbagai daerah menimbulkan persoalan di bidang pertanian. Persoalan yang biasanya dihadapi petani yaitu kendala ketersediaan air serta tumbuhnya hama di lahan pertanian.

Kepala Balai Penelitian Tanaman dan Sayuran (Balitsa) Lembang, Kementerian Pertanian (Kementan), Catur Hermanto menerangkan, sebetulnya banyak alternatif untuk menyiasati ketersediaan air di musim kemarau dengan bantuan teknologi.

“Banyak teknologi murah untuk menghemat air di musim kemarau. Beberapa petani menggunakan plastik es lilin yang dipasang di bawah plastik mulsa dan dikasih lubang,” ungkap Catur usai acara Public Hearing Standar Pelayanan Publik di Balitsa Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Rabu (25/9).

Baca Juga:Warga PPH 2 Tuntut Keseriusan DeveloperProfesor Petani

Dengan teknologi tersebut, Catur menerangkan, air akan keluar sedikit demi sedikit dan air akan lebih meresap ke dalam tanah. Penggunaan cara ini akan lebih menghemat air bila dibanding yang biasa dilakukan para petani saat ini.

“Beda kalau kita mengairi pertanian dengan cara gelontor air, malah nanti akan banyak air yang terbuang,” ujarnya.

Catur melanjutkan, persoalan lain yang sering dihadapi petani di musim kemarau adalah serangan hama. Menurut dia, hama harus segera dicegah pertumbuhannya dengan pemberian obat hama.

Akan tetapi, sebagian petani masih salah kaprah karena cara penyemprotan obat hama yang terlalu sering dengan harapan agar hama segera mati.

“Di semua komoditas, terutama sayuran, serangan hama jadi tantangan. Petani harus aware, tapi tidak juga harus disemprot rutin, ini yang sering terjadi. Petani biasanya tidak puas kalau obatnya belum kental, pengennya begitu disemprot, hama langsung mati,” katanya.

Dia mengaku, padahal cara penyemprotan seperti itu tidaklah benar, karena obat hama bereaksi dengan rentan waktu lebih lama. “Petani enggak sabaran, ingin hama cepat mati. Kuncinya adalah jeli, tanaman harus diamati. Jadi penggunaan obat tidak harus seminggu dua kali, malah pertanian di Brebes besok panen, sekarang baru disemprot,” tuturnya.

Lebih jauh, Catur mengungkapkan, harga bahan pangan khususnya sayuran sangat dipengaruhi pasokan dan permintaan pasar. Berbicara pasar nasional, permintaan biasanya akan stabil kecuali untuk hari-hari besar tertentu saja.

0 Komentar