Polisi Dituntut Kelola Perbedaan di Tengah Masyarakat

Polisi Dituntut Kelola Perbedaan di Tengah Masyarakat
IKUTI SEMINAR: Ratusan para perwira Polri pertama mengikuti Seminar Sekolah Sespimma Polri Angkatan ke-61 di Sespim Polri Lembang Kabupaten Bandung Barat. EKO SETIONO/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

Paska Pemilu Potensi Konflik Bisa Terjadi

LEMBANG-Setelah kerusuhan yang terjadi pada 21-22 Mei 2019, potensi konflik pasca pemilu dianggap masih dapat terjadi. Oleh karena itu, polisi dituntut supaya bisa mengelola perbedaan yang ada di tengah masyarakat dengan baik, sehingga tidak menjadi sumber konflik.

Demikian mengemuka dalam Seminar Sekolah Sespimma Polri Angkatan ke-61 di Sespim Polri, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Senin (24/6). Seminar itu mengambil tema “Optimalisasi Democratic Policing Guna Mengantisipasi Konflik Sosial Pascapemilu 2019 Dalam Rangka Terpeliharanya Kamtibmas”.

“Tema yang kami angkat kali ini adalah democratic policing dan konflik sosial, karena kami melihat bahwa setelah pileg dan pilpres kemarin itu masih menyisakan masalah-masalah,” kata Kepala Sespimma Sespim Polri Brigjenpol Syafril Nursal, seusai seminar.

Baca Juga:Keunggulan Menarik dari Ikan Pari AsapMenhub Dorong Pengurusan Surat Kapal, Media Edukasi Bagi Nelayan

Menurut dia, seminar sekolah tersebut dilaksanakan sesuai dengan program pendidikan yang telah dirancang. Para perwira pertama Polri yang berjumlah 100 orang menjalani pendidikan sespimma selama sekitar empat bulan. Dibuka pada 6 Maret 2019, pendidikan sespimma direncanakan bakal ditutup pada 3 Juli 2019.

“Setelah selesai pendidikan yang ditutup pada 3 Juli, mereka akan kembali ke wilayah. Tentu mereka akan menghadapi hal-hal seperti itu (perbedaan-perbedaan), sehingga kami harapkan pengetahuan, pengalaman, dan penjelasan dari para narasumber di seminar ini dapat membantu mereka melakukan penanganan di lapangan,” katanya.

Nursal menambahkan, para peserta didik sespimma yang disiapkan untuk menjadi pemimpin di wilayah harus dapat mengelola perbedaan di masyarakat dengan baik. Apalagi, masyarakat Indonesia dikenal heterogen. Oleh karena itu, para peserta didik pun harus bisa membangun sinergitas dengan pihak-pihak terkait.

“Bagaimana polisi di wilayah dapat mengelola dengan baik masyarakat. Kan kita tahu, masyarakat kita itu plural sekali. Bagaimana polisi mengelolanya, sehingga pluralisme itu tidak menjadi sumber konflik. Jadi, biar cepat menetralisir perbedaan-perbedaan, karena itu dibekali dengan democratic polising,” tuturnya.

Ketua Senat Sespimma Angkatan ke-61 AKP Rustiono didampingi ketua panitia seminar AKP Faisal Amri Nasution mengatkan, kehadiran narasumber yang berkompeten berguna dalam meningkatkan pengetahuan para peserta didik. Pada seminar tersebut, hadir sebagai pembicara di antaranya ialah Hermawan Sulistyo dan Thamrin Amal Tomagola.

0 Komentar