Potensi Ekspor Jeruk Purut Menjajikan

jeruk purut
CEK KOMODITAS: Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo tengah mengecek salah satu komoditas expor yaitu Jeruk Purut.
0 Komentar

LEMBANG-Sejauh ini tanaman jeruk purut hanya dianggap sebagai tanaman pelengkap oleh para petani, karena yang dimanfaatkan dari pohon dengan nama latin Citrus Hystrix ini hanya sebatas daunnya saja.

Padahal berdasarkan berbagai literasi, daun dan buah jeruk purut memiliki manfaat bagi kesehatan dan tidak hanya sebatas sebagai bumbu penyedap masakan.

Akan tetapi, kini anggapan itu sudah berubah seiring dengan bertambahnya wawasan para petani, bahwa ini memiliki nilai ekonomi tinggi dan sangat menjanjikan ke depannya.

Baca Juga:Cikole Street, Film Pendek Produksi Warga DesaMahasiswa UPI Ikut Cegah Penyebaran Covid-19

Salah seorang petani asal Garut, Jajuli mengatakan, selama ini para petani lebih fokus memanen daunnya saja.

Belum terpikir bahwa buah jeruk yang tidak dipanennya memiliki nilai ekonomi dan di eropa, dalam perdagangan internasional dikenal dengan nama Kaffir Lime atau nama lainnya sesuai negara masing-masing dimanfaatkan untuk bumbu masakan.

“Awalnya tidak sengaja karena selama daunnya dipanen terus, tumbuh bunga dan buah yang terus membesar.

Bahkan buahnya dibiarkan dan digratiskan, jika mau tinggal ambil saja karena buahnya berasa pahit dan wereu,” tuturnya, saat menghadiri kegiatan Pelepasan Ekspor Komoditas Sub Sektor Hortikultura Asal Jawa Barat, di PT Momenta Agrikultura, di Cisaroni, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, kemarin.

Perspektif petani berubah ketika datang investor yang menawarkan kerjasama menanam pohon jeruk purut dengan sistem plasma. Dimana, seluruh biaya produksi ditanggung perusahaan dan petani hanya menyediakan lahan saja.

20 petani yang sudah menjalin kerjasama dan sudah menanam sebanyak 25 ribu pohon 

Kini, tidak kurang dari 20 petani yang sudah menjalin kerjasama dan sudah menanam sebanyak 25 ribu pohon jeruk purut yang tersebar di daerah Talaga Bodas dan Sagara di Kabupaten Garut.

“Penanaman dimulai sejak dua tahun lalu, saat ini untuk penanaman pertama sebanyak 3 ribu pohon sudah bisa dipanen sekitar 3-4 kwintal per minggunya,” ujar Jajuli.

Baca Juga:Kreatif, Vanessa Angel Ubah Celana Dalam Suami Jadi BraJelang Hari Bhayangkara ke-74, Anggota Polisi Lakukan Donor Darah

Jajuli menyebutkan, hasil kesepakatan dengan investor, jeruk purut dibeli dengan harga Rp5 ribu per kilogramnya untuk jangka lima tahun ke depan. Namun harga bisa berobah setelah kontrak habis dan dilakukan negosiasi ulang berdasarkan hasil evaluasi.

0 Komentar