Tambah Titik Cek Poin, Pengawasan PSBB Tingkat Provinsi Diperketat

Tambah Titik Cek Poin, Pengawasan PSBB Tingkat Provinsi Diperketat
PENJAGAAN: Petugas kepolisian melakukan pengawasan pemudik di Cek Point Cikole Lembang Bandung Barat. EKO SETONO/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

NGAMPRAH-Polres Cimahi perketat pengawasan di wilayah Bandung Barat dan Cimahi dalam rangak Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tingkat Provinsi Jawa Barat (Jabar) yang akan mulai ditetapkan pada (hari ini-red), Rabu (6/5).
Pengawasan ini akan dilakukan selama 24 jam oleh Polres Cimahi, sejak diumumkan Gubernur Jabar Ridwan Kamil yang telah menetapkan status PSBB untuk provinsi Jawa Barat.

“Di Gerbang Tol akan dilakukan pengawasan 24 jam, dan personel untuk perpanjangan PSBB ini akan ditambah sebanyak 500 orang,” ujar Kapolres Cimahi AKBP M Yoris Maulana Yusuf Marzuki usai mengikuti rapat Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) di Ngamprah, Selasa (5/5).

Selain penambahan personel, Yoris juga mengatakan bahwa akan ada penambahan titik cek poin di KBB yang sebelumnya di 21 titik, menjadi total 26 titik cek poin. Hal itu untuk lebih mengoptimalkan pengawasan.

Baca Juga:Trend Covid-19 di Kabupaten Bandung Barat Terus Naik86 Warga Jabar Tunggu Hasil Swab Test

Menurutnya, alasan pengawasan akan diperketat lagi dalam perpanjangan PSBB nanti adalah karena tren dalam 2 minggu dari PSBB pertama kemarin hingga saat ini mengalami peningkatan terhadap jumlah positif.

“Masyarakat masih banyak melakukan pelanggaran seperti tidak pakai masker, tidak jaga jarak. Saya sudah minta Bupati KBB untuk kembali melakukan sosialisasi lebih terutama menggunakan spanduk. Saya juga berharap masyarakat lebih berhati-hati dan mau mengikuti aturan,” pungkasnya.

Sementara itu, Bupati Bandung Barat Aa Umbara Sutisna menyebut, pelaksanaan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kabupaten Bandung Barat masih belum efektif menekan penyebaran virus corona (covid-19). “Menurut saya penerapan PSBB tahap pertama ini belum maksimal, karena tren-nya masih meningkat. Berbeda apabila tren-nya menurun itu baru berhasil,” kata Aa Umbara.

Aa Umbara mengatakan, masih belum efektifnya penerapan PSBB disebabkan berbagai macam faktor, salah satunya mengenai intensitas pergerakan orang di KBB yang masih tinggi. Selama PSBB banyak ditemukan warga berkerumun di beberapa pusat yang biasa menjadi titik keramaian. “Penyebab kerawanan utama tidak berhasilnya PSBB yakni pasar. Selain itu, banyaknya kerumunan masyarakat menjelang berbuka puasa, itu juga menjadi faktor PSBB masih belum efektif. Oleh karena itu, selama dua minggu ke depan PSBB ini harus lebih ketat lagi,” tegasnya.

0 Komentar