Jabar Fokus Pemulihan Sektor Manufaktur

Jabar Fokus Pemulihan Sektor Manufaktur
0 Komentar

BANDUNG – Selama masa Adabtasi Kebiasaan Baru (AKB) Pemerintah Provinsi Jawa Barat fokus mengembalikan ekonomi di sektor manufaktur.

Hal tersebut dikarenakan, selama pandemi Covid-19 memukul sektor manufaktur. Padahal, sektor tersebut menyumbang 40 persen Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), dan 60 persen industri manufaktur Indonesia berada di Jabar.

“Kami bekerjasama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk memberikan masukan agar industri manufaktur Jabar dapat pulih dan menggerakkan ekonomi nasional,” ujar Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil dalam keterangan tertulisnya, Minggu (9/8/2020).

Baca Juga:Camping Pejabat Subang Disorot, Ini Penjelasan ASN Peserta CampingDukung Polres Purwakarta, Dandim Siap Bersinergi Menjaga Kamtibmas

Ia pun menyebut, OJK memiliki peran penting untuk mendorong (industri manufaktur) yang sedang mogok agar naik seperti mesin kecil yang sudah bagus.

“Semoga dalam seminggu ada rekomendasi atau kebijakan dari OJK,” kata Emil (sapaan akrabnya).

Menurut Emil, dalam pertemuan dengan OJK RI, muncul sebuah gagasan bahwa untuk memulihkan sektor manufaktur, pemerintah akan berupaya membeli komoditas industri manufaktur. Sebab, di tengah pandemi Covid-19, ekspor terhambat.

“Salah satu gagasannya tadi kita beli barangnya. Tapi juga mungkin ada keterbatasan. Atau kita menggiring korban PHK (industri) manufaktur bisa kerja di sektor yang ekonominya diserap lokal, seperti produk pangan atau pertanian,” katanya.

Selain manufaktur, sektor pertanian dan pariwisata merupakan kekuatan ekonomi Jabar. Emil bahkan mengatakan, pertanian merupakan sektor paling tangguh menghadapi pandemi Covid-19.

“Tapi ada sektor-sektor lain juga yang justru malah tumbuh yaitu pertanian. Pertumbuhan antara manufaktur dan nonmanufaktur ini belum seimbang karena manufaktur porsi PDRB-nya besar sekali yaitu 40 persen,” ucapnya.

Emil menyatakan, pandemi Covid-19 memukul semua sektor perekonomian. Situasi tersebut membuat pemerintah harus bergerak cepat membuat kebijakan yang terukur. Tidak hanya di sektor ekonomi, tetapi juga kesehatan.

Baca Juga:Kurikulum Darurat Resmi DiluncurkanHampir Rampung, Pelabuhan Patimban Siap di Launching November 2020

“Ekonomi ini rumit karena dimensinya besar, khusus Jabar sebagai provinsi dengan jumlah penduduk terbesar, kami sudah petakan. Jadi yang paling banyak terkontraksi paling besar adalah sektor manufaktur,” tutupnya.(rls)

0 Komentar