BNN Gencarkan Sosialisasi Bahaya Narkoba

BNN Gencarkan Sosialisasi Bahaya Narkoba
PENYULUHAN: Siswa-siswi SMK IPTEK Cilamaya saat mendapat materi sosialisasi dampak bahaya narkoba oleh Seksi Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat (P2M) BNNK Karawang, Iip Saripudin. USEP SAEPULLOH/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

KARAWANG-Memasuki tahun ajaran baru 2019/2020, Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Karawang kian gencar mensosialisasikan dampak bahaya narkoba kepada para pelajar di pelosok kota pangkal perjuangan.

Sesuai program turunan dari BNN RI. Rencananya, BNNK Karawang akan menggelar road show ke 3 kabupaten/kota. Diantaranya, Karawang, Subang dan Purwakarta. Untul mengajak generasi muda, mengkampanyekan tag line Stop Narkoba.

“Rencananya kita fokus di lembaga pendidikan. Dimana, setiap kabupaten/kota, kita akan berkunjung ke 10 titik sosialisasi,” ujar Seksi Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat (P2M) BNNK Karawang, Iip Saripudin, Rabu (17/7) usai sosialisasi di SMK IPTEK Cilamaya.

Baca Juga:Dinkes Waspadai Sebaran Hepatitis APT Pupuk Kujang Bangun Pabrik CO2 Cair Di Cikampek

Dikatakan Iip, melakukan pencegahan di titik terbawah, dalam hal ini, lembaga pendidikan dengan para pelajarnya. Merupakan bentuk ketanggapan BNN dalam memerangi bahaya narkoba.

Menurutnya, hasil survey mengatakan, selain kalangan pekerja dan pengusaha. Kalangan pelajar juga masuk dalam radar para pengedar narkoba. Karena dianggap mudah untuk mengajak milenial mencicipi barang haram tersebut.

“Selain menerima pemahaman materi melalui sosialisasi. Kami harap, keluarga di rumah juga lebih perhatian terhadap anak-anaknya. Agar mereka terhindar dari godaan narkotika,” katanya.

Ditempat yang sama, Penyuluh Narkoba Ahli Pertama, BNNK Karawang, Anggita Aryanti menjelaskan, hasil survey yang digelar secara nasional oleh BNN menyatakan, penyalah gunaan narkoba paling banyak dilakukan oleh kalangan pekerja dan pengusaha.

Sementara, untuk lembaga pendidikan dan universitas, tingkat penyalahgunaan narkoba jika dipresentase hanya mencapai angka 20 persen. “Kalau kalangan pelajar lebih banyak mengkonsumsi obat-obatan. Seperti Xhimer, Destro dan Tramadol,” imbuhnya.

Selain jenis obat-obatan dan narkotika kategori satu, kata Anggita, orang tua dan guru-guru juga harus mewaspadai peredaran tembakau golira yang sudah mulai mudah didapatkan. “Jenis tembakau gorila ini sudah sangat mudah di dapat. Para pengedarnya menjualnya secara online,” pungkasnya. (use/sep)

0 Komentar