Ridwan Kamil Optimis Ekonomi Jabar Mampu Bertahan Ditengah Munculnya Virus Corona

Ridwan Kamil Optimis Ekonomi Jabar Mampu Bertahan Ditengah Munculnya Virus Corona
PEREKONOMIAN: Gubernur Jabar Ridwan Kamil saat menghadiri Musda Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Jawa Barat di Hotel Swissbelinn Karawang, Senin (9/3).AEF SAEPULOH/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

KARAWANG-Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengaku yakin perekonomian Jabar mampu bertahan ditengah munculnya Covid-17. Alasannya, 90 persen ekonominya ditumpu Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

“Insya Allah Jabar survive,” kata Emil, sapaan Ridwan Kamil, usai menghadiri Musda Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Jawa Barat di Hotel Swissbelinn Karawang, Senin (9/3).

Emil mengatakan, pihaknya akan memperkuat ekonomi lokal dengan tidak sepenuhnya mengandalkan ekspor-impor. Misalnya, pada saat suplai barang atau jasa asing tidak ada akibat Covid-19, pihaknya akan menawarkan produk dari pengusaha lokal. Apalagi, sejauh ini 90 persen perekonomian Jawa Barat ditumpu oleh UMKM.

Baca Juga:Berulang Kali DPRD Ingatkan DLHK Tentang SampahTidak Perlu Batasi Wisatawan Mancanegara, Bupati Umbara Justru Minta Dibatasi

“Di setiap musibah selalu ada hikmah. Hikmahnya adalah memperkuat swasembada ekonomi,” kata Emil.

Kepala Badan Koordinasi Penaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, akibat pandemi Covid-19 pertumbuhan ekonomi Cina turun 1 persen dan Indonesia terkoreksi 0,3 persen.

“Analisa Ibu Sri Mulyani dan Bapenas, memperkirakan pertumbuhan ekonomi Cina akan turun terkoreksi 2 persen, maka kita (Indonesia) siap-siap dengan 0,6 persen,” kata Bahlil dalam sambutan.

Tak hanya Indonesia, kata Bahlil, penurunan pertumbuhan ekonomi juga terjadi di beberapa negara lain. India misalnya, pertumbuhan ekonominya menurun lima persen.

Padahal, kata dia, Bank Dunia meramalkan pertumbuhan ekonomi global tahun 2020 sebesar 3,4 persen sebelum terkoreksi akibat Covid-19. Pertumbuhan negara-negara maju sebesar 1,7 persen dan tidak mengalami perubahan pada 2019-2020. Kemudian negara berkembang pertumbuhannya hanya 4,5 persen.”Ini protret secara makro,” katanya. (aef/ded)

0 Komentar