LPBI NU: Ada 42 Desa di Purwakarta Rawan Bencana

LPBI NU: Ada 42 Desa di Purwakarta Rawan Bencana
0 Komentar

PURWAKARTA-Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Purwakarta, melalui Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI), mengidentifikasi sebanyak 42 desa di Purwakarta rawan bencana alam akibat cuaca ekstrem.

Ke-42 desa tersebut ada di sepuluh kecamatan. Di antaranya Kecamatan Plered satu desa, Bungursari tiga desa, Pasawahan empat desa, Cibatu satu desa, Babakancikao satu desa, dan Sukasari empat desa.

Kemudian, Kecamatan Campaka tiga desa, Wanayasa lima desa, Pondoksalam tujuh desa), Bojong 10 desa, Maniis dua desa, dan Tegalwaru satu desa.

Baca Juga:Besok Wapres KH Maruf Amin Tinjau Lokasi Banjir di PamanukanAGPAII Sayangkan Pernyataan Jumeri

Ketua LPBI NU Riana A Wangsadiredja menyebutkan, mayoritas jenis bencana alam yang rawan terjadi di desa-desa tersebut adalah tanah longsor. Yang lainnya adalah pergerakan tanah dan banjir.

“Data ini kami peroleh dari hasil identifikasi tim atas desa-desa yang pernah terjadi bencana sebelumnya. Potensi terjadi bencana alam karena kondisi geografis terkini,” kata Riana di Purwakarta, Jumat (12/2).

Untuk itu, sambungnya, diperlukan mitigasi bencana secara seksama yang dilakukan Pemerintah Daerah Kabupaten Purwakarta bersama seluruh pemangku kepentingan. Termasuk dengan Nahdlatul Ulama sebagai organisasi masyarakat Islam yang mayoritas di Purwakarta.

“Kami siap membantu pemerintah daerah untuk bersama-sama berupaya dalam proses mitigasi dan penanggulangan bencana alam di Purwakarta ini,” ujarnya.

Untuk penanggulangan bencana alam yang sedang terjadi, seperti bencana pergerakan tanah di Desa Pasanggrahan, Tegalwaru, LPBI NU Purwakarta telah menyiapkan beberapa langkah untuk itu.

“Kami akan segera berkoordinasi dengan pemerintah untuk ikut bagian dalam penanggulangan. Sesegera mungkin kami akan membuat posko dan distribusi bantuan di sana,” ucapnya.

Di antaranya, lanjut dia, membuat dapur umum, mendistribusikan bantuan pangan dan papan serta obat-obatan, sesuai kebutuhan hasil analisis tim di lokasi.

Baca Juga:Membesarkan Payudara Tanpa OperasiPandemi Covid-19, Tak Bisa Manggung Barongsai Imlek Menjerit

Sementara itu, atas peristiwa bencana alam yang terjadi di Tegalwaru, dan data identifikasi potensi bencana dari LPBI, NU Purwakarta membentuk Tim Terpadu Penanggulangan Bencana.

Ketua Tanfidyah NU Kabupaten Purwakarta KH Bahir Muhlis MM mengatakan, Tim Terpadu dibentuk sebagai upaya percepatan mitigasi dan penanggulangan bencana alam. Posisinya tegas untuk membantu pemerintah daerah dan masyarakat Purwakarta umumnya.

0 Komentar