Produsen Makanan Olahan Dilatih Tatacara Pengolahan Pangan

Produsen Makanan Olahan Dilatih Tatacara Pengolahan Pangan
PELATIHAN: Sejumlah pengusaha/pengrajin makanan olahan di Desa Rawasari mendapat pelatihan prose pembuatan dan pengemasan serta pemasaran dari Dinas Koperasi UKM Perdagangan dan Perindustrian Pemkab Purwakarta, kemarin (19/12). DAYAT ISKANDAR/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

PURWAKARTA-Para Produsen makanan olahan pangan Tradisional,di Desa Rawasari,Kecamatan Plered,mulai bernapas lega, dengan diterjunkanya sejumlah instruktur,yang merupakan tenaga ahli dari Dinas Koperasi UKM Perdagangan dan Perindustrian Pemkab Purwakarta.

Seperti yang dilakukan pada, Rabu (19/12) kemarin, puluhan pengusaha makanan olahan tradisional di desa Rawasari mendapat pelatihan langsung seputar tatacara pengolahan pangan, yang berbahan baku lokal.

Kabid Perindustrian,Dinas Koperasi UKM,Perdagangan dan Perindustrian Pemkab Purwakarta Tiktik Kartika Wulansari melalui Kepala Seksie (Kasi) Industri Kecil Agro Hasil Hutan (IKAH) Hermanda kepada Pasundan Ekspres menuturkan, pelatihan kepada sejumlah pengusaha olahan pangan tradisional di Desa Rawasari itu, meliputi bimbingan dan pelatihan teknologi, tentang tacara mengolah,mengemas,hasil olahan hingga siap dipasarkan.

Baca Juga:Cellica Diminta Berdayakan Warga LokalPerpres 82 Sempurnakan Payung Hukum JKN-KIS

Sejumlah panganan olahan yang di peragakan (dipraktekan),merupakan makanan olahan produksi pengusaha kecil menengah di Desa Rawasari seperti dodol pisang, sambel goreng,dan krupuk ketan (rangginang) dan aneka olahan pangan lainnya, yang bahan bakunya,cukup melimpah di desa berpenduduk lebih dari 4000 jiwa itu.

“Kita beri pelatihan teknologinya, seperti tatacara pengolahan,pengemasan,lengkap dengan bantuan alat,dari mulai minyak goreng,katel,serta regulator tabung gas,dan plastik kemasan,semuanya diberikan cuma cuma,”Terang Hermanda.

Sementara itu,sejumlah peserta pelatihan yang terdiri dari kaum perempuan,yang selama ini intens memproduksi makanan olahan,warga desa Rawasari mengaku sangat terbantu dengan pelatihan itu.

Marni misalnya, dia mengaku selama ini hasil produksi dodol pisang yang diusahakanya kerap terkendala soal kemasan,dan masa kadaluarsa.

“Dodol pisang,yang kita produksi ini,areal pasar dan jumlah produksinya belum bisa banyak. Kendalanya jika diproduksi banyak, dodol ini sebelumnya tak tahan hingga lebih satu bulan, baik warna maupun kwalitas,” ujarnya.

Namun berkat terapan teknologi,serta penyempurnaan kemasan,melalui Bimtek ini,kedepan hasil produksi dan wilayah pemasaran dodol pisang akan melebar hingga keluar desa Rawasari.

Jika mengamati,potensi yang ada di Desa Rawasari, yang 3/4 wilayah desanya terdiri dari areal pesawahan dan merupakan sentra penghasil beras terbanyak di Kecamatan Plered. Di mana beras ketan menjadi produksi unggulan di desa itu.

0 Komentar