419 Ekor Ternak di Kabupaten Subang Berisiko PMK

419 Ekor Ternak di Kabupaten Subang Berisiko PMK
0 Komentar

SUBANG-Permasalahan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kabupaten Subang, ada sebanyak 419 ekor ternak yang beresiko dan tersebar di 11 kecamatan. Ribuan ternak pun sudah dilakukan vaksin dan ada juga yang sedang dalam proses. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan mengimbau agar masyarakat jangan panik terhadap hal tersebut.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Subang, melalui Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, drH Erlina mengatakan, mengenai PMK pihaknya meminta masyarakat agar jangan panik. Lantaran, pihaknya dengan lintas sektor terkait gencar melakukan vaksinasi terhadap ternak-ternak.

Erlina menjelaskan, vaksin diterima pada tanggal 23 Juni 2022, dengan dosis 5.500 ekor. Mulai pelaksanaan vaksin dilakukan pada tanggal 24 Juni 2022. Jumlah ternak yang sudah divaksin, sebanyak 2.639 ekor. “Tanggal 24-25 sebanyak 1.233 sapi perah, sedangkan tanggal 27-29 sebanyak 1.406 sapi potong,” jelasnya.

Baca Juga:Pernah Praperadilan Kasus Bupati Imas, Advokat Endang Pimpin Peradi SubangDebat

Jika dilihat dari data kasus PMK, Erlina menuturkan, di Kabupaten Subang ada sebanyak 804 ekor. Sembilan diantaranya mati, 378 ekor sembuh dan 35 ekor dipotong paksa. “Sisanya masih beresiko sebanyak 419 ekor ada di 11 kecamatan di Kabupaten Subang,” katanya.

Sementara itu, kebutuhan daging sangat dirasakan masyarakat, ketika harga melonjak. Menjelang Idul Adha, lonjakan kenaikan harga tersebut sangat dimungkinkan karena adanya trend PMK.

Kepala Bidang Perdagangan DKUPP Subang Lita Pelitiani mengatakan, harus diakui, harga daging sapi masih mahal. Terlebih jika melihat data yang ada, perkilogramnya mencapai Rp150.000 – Rp160.000. Kenaikan pun terjadi di berbagai pasar tradisional di Subang,” katanya.

Mengenai harga yang masih Lita mengakui tidak bisa berasumsi apakah PMK menjadi peyebabnya? Hanya saja, jika melihat hewan ternak yang terkena PMK, otomatis pasokan daging ke pasar menurun, sehingga harga menjadi naik. “Mudah -mudahan harga menjadi normal kembali,” katanya.(ygo/vry)

0 Komentar