Amdal 26 Kilometer Mulai Disusun

Amdal 26 Kilometer Mulai Disusun
KONSULTASI PUBLIK: Rapat Konsultasi Publik soal Amdal pembangunan dan pengoperasian Jalur Kereta Api yang melibatkan Kecamatan Tambakdahan, Pamanukan, Pusakajaya dan Pusakanagara. YOGI MIFTAHUL FAHMI/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

SUBANG-Kementrian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perkeretaapian menggelar Konsultasi Publik, dalam rangka penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) pembangunan dan pengoperasian Jalur Kereta Api Akses Pelabuhan Patimban di Aula Desa Bojong Tengah, Rabu (2/10).
Kasi Pengembangan Jaringan Dirjen Perkeretapian Kemenhub Awang Meindra menuturkan, kegiatan Konsultasi Publik ini dilakukan untuk memperoleh izin lingkungan. Dengan konsultasi ini, diharapkan, adanya masukan-masukan dari public dan masyarakat yang terdampak nanti mengenai beragam potensi dan dampak lingkungan yang terjadi.

“Kemungkinan penyusunan Amdal ini akan berlangsung hingga bulan Desember, akhir tahun ini. Akan terus kita susun dan analisis dampak-dampak lingkungannya,” kata Awang.

Secara umum kata Awang, Rel kereta ini akan melintasi wilayah 15 desa dari 7 Kecamatan. Nantinya jalur kereta api ini akan dibangun kurang lebih sepanjang 28 Km. “Untuk dari Pagaden Baru sampai ke Patimban itu ada 28 Km, tapi yang 2 Km itu karena di backup area masuknya Amdal Pelabuhan. Nah kita akan analisis yang 26 Km itu,” ucapnya.

Baca Juga:TNI bersama Rakyat Manunggal Membangun Desa dan PeradabanPegawai Non-ASN Akan Diikutsertakan BPJS Ketenagakerjaan

Sementara itu, Lamidi dari Konsultan Puskotling Indonesia yang menggarap Amdal menyebut, kegiatan konsultasi ini dilakukan meliputi beberapa seperti pengumuman rencana kegiatan.

Penjelasan prakiraan dampak yang akan muncul serta penerimaan saran, pendapat dan tanggapan dari masyarakat.
“Kita umumkan akan ada pekerjaan untuk pembangunan dan pengoperasian kereta api, juga kita jelaskan dampak-dampak yang kiranya akan muncul,” jelasnya.

Lamidi juga menyebut, pihaknya juga akan menganalisis dampak serta potensi yang muncul dari mulai tahap pra konstruksi, kontruksi hingga tahap operasi. “Dampak sosial ekonomi juga lingkungan jadi bahan masukan untuk kami. Termasuk seperti gangguan timbulnya getaran, kualitas air, kesempatan kerja misalnya,” ucapnya.

Lalu, Pemerhati lingkungan dari Masyarakat Peduli Alam Subang (Mapas) Ade Wahyudin mengatakan, berharap konsultasi publik mengenai kereta api ini juga memperhatikan dampak mengenai sawah teknis. Sebab kata Ade, Subang merupakan daerah produksi pangan ke tiga di Jawa Barat dan ke lima nasional. Sehingga, jika tadi dikatakan nanti akan ada pembebasan lahan untuk jalur kereta api, termasuk nanti tol akan mengurangi.

0 Komentar