Cap Go Meh Gelar Parade Budaya, Jalin Persatuan dan Kesatuan

Cap Go Meh Gelar Parade Budaya, Jalin Persatuan dan Kesatuan
CAP GO MEH: ketua PKKP Yoyo Setiawan saat peringatan Cap Go Meh di Kecamatan Pamanukan yang digelar oleh persatuan etnis Tionghoa dengan hiburan Parade Budaya. YOGI MIFTAHUL FAHMI/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

PAMANUKAN– Bupati Subang H. Ruhimat terkesan dengan perayaan Parade Budaya Cap Go Meh yang dilaksanakan di Aula Bintang Fantasi, Desa Rancasari Kecamatan Pamanukan, Rabu Malam (20/2).

Ruhimat mengaku, melihat langsung perayaan Cap Go Meh adalah yang pertama kali dalam hidupnya.
“Saya ucapkan selamat untuk yang merayakan, mudah-mudahan kegiatan Cap Go Meh akan memperkokoh rasa persatuan dan kesatuan sesama warga. Terjalin silaturahmi dengan baik di masyarakat,” kata Ruhimat saat diwawancara.

Ruhimat mengaku terkesan dan juga sedikit membuat jantungnya berdebar-debar saat menyaksikan atraksi Barongsai diatas belasan tiang yang menari-nari dan meloncat dari tiang satu ketiang lainnya.

Baca Juga:Baru Ada Suspect DBD di Puskesmas PusakanagaraPeringati HPSN Pemdes Jati Bersihkan Lingkungan

“Saya kaget beneran, buat jatung berdebar, penampilanya cukup membuat puas dan tercengang. Mengesankan. Selamat sekali lagi semoga perayaan ini membawa makna mendalam untuk kita,” bebernya.

Tidak hanya itu, dihadapan para warga etnis Tionghoa Ruhimat mengajak warga untuk bersama-sama mewujudkan cita-cita Pemerintah Subang yang Jawara.

“Mari yang merayakan Cap Go Meh, mudah-mudahan bisa ikut mendukung program Pemerintah Subang,”ungkap Ruhimat.

Menurut Ruhimat, keberagaman suku bangsa, ras, agama dan budaya harus disikapi dengan sikap yang saling menghormati dan menghargai. Agar persatuan dan kesatuan dalam bermasyarakat bisa terus terjaga.

“Kita harus saling menghargai perbedaan diantara sesama, sehingga keutuhan untuk membangun subang akan terwujud sesuai visi Subang Jawara, tadi juga saya disambut teman-teman Ansor di depan, ini luar biasa. Kita beriringan dan saling menghargai,” imbuhnya.

Lalu, Ketua Perkumpulan Kerukunan Kematian Pamanukan (PKKP) yang juga pemrakarsa kegiatan ini Yoyo Setiawan, menyampaikan, Parade Budaya ini dilakukan untuk memberikan hiburan bagi masyarakat di Pamanukan.

“Disamping itu kita memperingati berakhirnya perayaan tahun baru imlek, Cap Go Meh itu dirayakan, 15 hari setelah Imlek. Disini kita ingin sampaikan soal persatuan di masyarakat, intinya itu,” bebernya.

Baca Juga:Cegah DBD, Petugas Kesehatan Keliling Dinakes Purwakarta Lakukan PenyuluhanPerjalanan BPR NBP 29 Pusakanagara, Kini Miliki Belasan Ribu Nasabah

Yoyo juga menyebutkan bahwa spirit dari adanya Parade Budaya Cap Go Meh sendiri yakni, memberikan makna persatuan dan kesatuan dalam bermasyarakat ditengah keberagaman yang ada.

“Siang saat kita ada parade budaya, antusias masyarakat ternyata tinggi. Disana kita berbaur, semoga persatuan seperti itu bisa terus kita jaga,” bebernya.

0 Komentar