Dua Bayi Meninggal Akibat HIV/AIDS

Dua Bayi Meninggal Akibat HIV/AIDS
dr Maxi, Sekretaris III Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Subang.
0 Komentar

Dinkes Gencar Lakukan Penyuluhan

SUBANG– Sebanyak dua orang bayi meninggal dunia akibat HIV/AIDS, Dinas kesehatan Kabupaten Subang maksimalkan pengidentifikasian terhadap bayi yang lahir di 23 titik Hotspot.

Sekertaris III Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Subang dr Maxi mengatakan pihaknya mendata ada 23 hotspot di Kabupaten Subang yang telah dilakukan pemantauan. “Sebanyak 23 hotspot prostitusi tersebut sudah menjadi pantauan dan pendataan kami,” tegasnya.

Diungkapkanya, dari 23 titik hotspot tersebut diantaranya di Desa Genteng, Cisaga, Kelapa-Kelapa, Blanakan, Cikijing Royek, Sasak Jon, Cimacan, Ciater, Padamulya dan lainya.

Baca Juga:Panwascam Cikaum Efektifkan Pengawasan PemiluMasyarakat Diminta Aktif Awasi Pileg dan Pilpres

“Mereka bisa kena jika melakukan seks dengan penderita HIV/AIDS tanpa pengaman,” ungkapnya.

Menurutnya, hotspot prostutusi tersebut bisa dilokalisir dipusatkan di satu tempat saja sehingga tidak menyebar. Sehingga bisa diberikan penyuluhan, pembinaan, monioring, pengobatan dengan mudah.

“salah satu caranya dengan dilokalisir sehingga berpusat pada satu tempat saja agar mudah dimonitoring,” katanya.

Dijelaskan Maxi, KPA sudah melakukan pembinaan dan penyuluhan dengan mendatangi hotspot prostitusi yang ada di Kabupaten Subang.” yang paling mencengangkan memang para pekerja seks di temukan mulai dari umur 14 tahun sampai 60 tahun,” jelasnya.

Sementara itu, Program Manager IMS HIV/AIDS Dinas Kesehatan Kabupaten Subang Suwata menuturkan dari data bulan Januari hingga September 2018 ada 2 orang bayi meninggal akibat HIV/AIDS.

“Keduanya berasl dari Kecamatan Serang Panjang umur 4 bulan dan dari Kecamatan Suksari 4,5 tahun,” ucapnya.

Selanjutnya pihaknya mengimbau kepad ibu hamil untuk tes virolude (pengecekan HIV untuk bayi) untuk mengetahui secara dini kesehatan bayi.” Sejauh ini baru bisa dilakukan pengecekan tersebut di RSHS Bandung, namun kita berharap di tahun 2019 ini bisa diterapkan di Puskesmas Pamanukan,” tukasnya. (ygo/ded)

0 Komentar