Grup Ambek Adil Paramarta: Musik sebagai Media Mengungkapkan Kegelisahan

Grup Ambek Adil Paramarta: Musik sebagai Media Mengungkapkan Kegelisahan
MEMUKAU: Ambek Adil Paramarta, saat tampil di HUT HU Pasundan Ekspres ke 11 di Alun-alun Subang, Sabtu (3/8) lalu. INDRAWAN/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

Saling Tutupi Kekurangan Ketika Manggung

Memilih tema kritik sosial dalam setiap lagu yang dibawakan, ketimbang lagu-lagu bertema cinta membuat group musik Ambek Adil Paramarta asal Subang memiliki kekhasan tersendiri. Tampil dengan formasi trio, serta mengenakan kostum yang khas menambah ciri pada setiap penampilan mereka.

LAPORAN: INDRAWAN, Subang

Ambek Adil Paramarta digawangi Trisna pada Vokal, Habib memainkan Harmonika, Dwi Fajar gitar akustik elektrik. Penampilan mereka selalu sukses memukau para penontonnya dengan kekuatan lirik lagu yang mereka bawakan. Kendati sebenarnya lagu itu bukan milik mereka, serta komunikasi panggung yang gagap. Keunikan mereka berhasil menutupi kekurangannya itu.

“Memilih tema lagu yang bernuansa kritik sosial memang sesuai saja dengan kegelisahan kami, yang kami rasakan, dan kami merasa itu perlu di sampaikan pada setiap penonton kami dalam setiap pertunjukan musik kami, dan saya secara pribadi merasa yakin jika kegelisahaan itu bukan hanya milik kami saja, di luar kami juga sepertinya banyak yang memiliki kegelisahan yang sama,” jelas Dwi Fajar pada Pasudan Ekspres.

Baca Juga:Potensi Limbah Padat Terdeteksi, Bantaran Sungai Cikao Disulap jadi RTHAda Perubahan Data PBI, 16.349 Peserta BPJS Kesehatan Nonaktif

Dwi juga menambahkan, jika selama ini groupnya masih mengcover beberapa lagu yang dirasa memang satu frekuensi dengan mereka. Seperti misalnya, lagu-lagu milik Ikhsan Sekuter, atau pemusik lawas dan legendaris Iwan Fals. Namun yang membedakan dari setiap gubahan lagunya.

Menurut Dwi, Ambek Adil Paramarta selalu menyisipkan satu puisi yang dibacakan Trisna sebagai vokalis, pada tengah-tengah lagu yang mereka bawakan.

“Kami memang sengaja, selalu sisipkan satu puisi yang secara tema puisi tersebut memiliki kesamaan dengan lagu yang dibawakan. Biasanya dibaacakan oleh Trisna, vokalis kami,” tambah Dwi.

Sebagai group musik, Ambek Adil Paramarta memang berbeda dengan mayoritas group musik lokal di Subang yang memilih format band, atau lagu-lagu mainstream bertema cinta. “Kita bisa melihat keberbedaannya itu dari mulai pemilihan nama sebuah group musik, Ambek Adil Paramarha yang ternyata merupakan akronim dari masing-masing nama setiap personelnya,” katanya.
Dwi dalam akhir wawancaranya dengan Pasundan Ekspres mengatakan, kreativitas anak-anak muda di Subang, khususnya pada bidang musik sudah tidak diragukan lagi. Dirinya justru saat ini menantikan ada program seurius, dari pemerintah yang mampu mewadahi setiap kreativitasnya musisi muda di Subang tersebut.

0 Komentar