Keberadaan Bank Emok Resahkan Warga, Kades Kewalahan Hadapi Keluhan

Keberadaan Bank Emok Resahkan Warga, Kades Kewalahan Hadapi Keluhan
RAPAT MINGGON: Salah satu Kepala Desa saat mngadukan keresahan masyarakatnya terhadap keberadaan bank keliling dan bank emok pada rapat minggon Kecamatn Cijambe. INDRAWAN SETIADI / PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

CIJAMBE-Sebagian masyarakat Cijambe mengaku resah dengan keberadaan bank keliling dan bank emok di lingkungan mereka. Hal itu diungkapkan salah seorang perangkat desa yang mengadu pada PLT Camat Cijambe, H.Nana Mulyana di Kantor Desa Cijambe, Rabu (20/11).

Kepala Desa Gunung Tua, Carmo mengaku kewalahan menanggapi keluhan masyarakat terkait keberadaan bank keliling dan bank emok tersebut. Pasalnya, keberadaannya dianggap telah meresahkan warga, namun pihaknya tidak bisa berbuat banyak untuk menangani hal tersebut. “Iya saya tadi cuma sampaikan pada pak camat, minta arahannya saya harus bagaimana, oleh pekerjaan pembangunan desa saja pekerjaan kami di desa banyak, belum lagi urus masalah seperti ini,” ungkap Carmo kepada Pasundan Ekspres.

Dia mengaku selama ini telah melakukan pendataan pada masyarakat yang terlanjur meminjam uang pada bank keliling dan bank emok. Jumlahnya cukup lumayan, lebih dari 50 orang masyarakat di wilayahnya mengaku terlanjur meminjam.

Baca Juga:Pemcam Purwadadi Fokus Penataan Infrastruktur dan Perekonomian DesaPentingya Pencegahan Kasus HIV AIDS Anak

“Sementara saya hanya bisa mendata saja, selanjutnya saya sedang diskusikan bagaimana baiknya,” tambah Carmo.
Menjawab persoalan tersebut, PLT Camat Cijambe, H. Nana Mulyana mengatakan bahwa dirinya tidak bisa berbuat banyak, lantaran dirinya juga mengaku serba salah atau dilema menghadapi persoal tersebut. Disisi lain, masyarakat merasa resah namun disisi lainnya, ada masyarakat yang terjerembab dalam kubangan bank keliling dan bank emok tersebut. “Yang saya tau mereka juga berbadan hukum, jadi kalau kita melarang begitu saja bisa-bisa kita yang kena somasi. Lebih baik dihimbau saja masyarakatnya agar menghindari melakukan transaksi pinjam uang pada bank keliling atau bank emok,” jelasnya.

Selain itu, pihaknya juga mencarikan solusi alternatif untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Misalnya dengan melakukan pemberdayaan ekonomi desa melalui Bumdes, pemanfaatan dana desa dengan membuka unit pinjam simpan uang.

Salah seorang warga, Ridwan Setiawan menilai persoalan bank emok menjadi persoalan bersama, yang juga harus diselesaikan oleh bersama-sama pula. Menurutnya, pelibatan setiap lapisan masyarakat penting dilakukan untuk persoalan semacam bank emok dan bank keliling tersebut. “Pemerintah sebagai pemangku kebijakan harus selalu terdepan jika memang mau seurius membenahi masalah tersebut. Pemda bisa saja membuat program kredit mikro bekerjasama dengan perbankan, untuk mengisi celah yang tidak bisa dipenuhi oleh bank konvensional dengan bunga yang rendah, dengan demikian masyarakat punya alternatif kredit yang lebih ramah,” ungkap Ridwan.

0 Komentar