Kisah Jembatan Panyurungan di Compreng: Hujan dan Licin Membuat Motor Tercebur

Kisah Jembatan Panyurungan di Compreng: Hujan dan Licin Membuat Motor Tercebur
BIKIN WAS-WAS: Jembatan Panyurungan yang terkadang biki was-was para penyebrang. YOGI MIFTAHUL FAHMI/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

Hendak memasuki tahun 2020, potret permasalahan infrastruktur di Subang masih dirasakan warga di dua Kecamatan. Ya, warga Dusun Sukaseneng Desa Kecamatan Compreng, serta warga Dusun Bojong Asem Desa Bojong Negara Kecamatan Tambakdahan harus silih bergantian menggunakan perahu untuk menyebrang Kali Cipunagara, yang menjadi pembatas dua Kecamatan tersebut atau seringkali disebut sebagai Jembatan Panyurungan.
——————————
Hanya melalui perahu itulah yang ditarik juga oleh warga sekitar, akses dari dan menuju kedua desa tersebut. Baik untuk kebutuhan ke pasar, sekolah maupun aktivitas lainnya.
Warga yang hendak melintas Dulgani (60) mengatakan, kondisi penyebrangan dari Desa Compreng ke Desa Bojongnegara menggunakan akses perahu tambang telah berlangsung puluhan tahun. Bahkan, sejak ia kecil, jembatan ini sudah ada.

“Ini sudah lama, saya kecil juga sudah ada. Kalau ditanya kapan, ya kayanya sejak ada orang di sini sudah ada, untuk penyebrangan,” ujarnya.

Dulgani menambahkan, kesulitan yang kerap dialami warga manakala terjadi hujan. Sebab, akses menuju penyebrangan perahu yang merupakan tanah, bisa menjadi momok menakutkan bagi pengendara motor. “Duh ini kalau hujan, ada aja kejadian motor licin pas mau turun itu susah, tercebur,” ungkapnya.

Baca Juga:Cerita Penjaga yang Bergantian dan Tidak Mematok TarifPemda Sudah Anggarkan Jukung Sejak Tahun 2016 Melalui PUPR

Menurutnya, keberadaan penyebrangan perahu juga sangat membantu warga. Namun, ia mengakui dari sisi keamanan terkadang membuat penyebrang merasa was-was. “Bukan sentimen ke yang menyebrangkan. Mereka itu bagus membantu, tapi ya memang agak was-was,” jelasnya.

Ia juga berharap, pemerintah bisa segera turun tangan untuk membuat jembatan. Sebab, adanya jembatan begitu dibutuhkan masyarakat. Dikatakanya, tak jarang bila kondisi setelah hujan, dan tanah menuju ke penyebrangan penuh lumpur bekas hujan, warga harus memutar ke Jalur Pantura terlebih dahulu.

“Kalau kondisinya susah, itu kadang harus muter dulu ke Pamanukan. Mau itu dari Compreng ke Bojong Negara atau sebaliknya,” ungkap Dulgani.
Warga lainnya, Rahman yang hendak menyebrang juga berharap di lokasi ini segera dibangun jembatan. Sebab, menurutnya saat memasuki musim hujan, kondisinya akan menyulitkan warga yang hendak menyebrang.

“Ya kalaupun bisa menyebrang itu, agak-agak susah, paur lah. Ini kan tanah semua, jeblog mas,” ucapnya.

0 Komentar