Korban Rob, Petani Tambak di Kabupaten Subang Butuh Perhatian

Kabupaten Subang
RUGI: Kondisi tambak milik petani di Desa Jayamukti Kecamatan Blanakan yang terdampak rob. Namun hingga saat ini belum ada penanganan serius dari pemerintah. YOGI MIFTAHUL FAHMI PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

Harga Ikan Masih Fluktuaktif

SUBANG-Nelayan di Kabupaten Subang mulai kembali aktif melaut. Meski ditengah pandemi Covid-19 dan cuaca buruk di laut, aktivitas nelayan kembali dilakukan demi memenuhi kebutuhan hidup.

Ketua DPD Persatuan Nelayan Tradisional Indonesia (PNTI), Ali Haerudin menuturkan, yang menjadi kendala bagi nelayan saat ini adalah harga di pasaran yang masih fluktuatif. “Kalau melaut, sudah mulai melaut sih. Hanya harga ikan di pasar ikan Jakarta masih fluktuatif, itu yang jadi keluhan,” imbuhnya.

Saat ini secara umum, hasil tangkapan nelayan sudah mulai normal. Namun dengan faktor harga dipasaran yang tidak stabil itu yang menjadi kendala yang dihadapi saat ini. “Kemarina saya croshcek ke nelayan dan bakul, masih terkendala di harga. Maklum situasi pembelinya yang turun drastis, akibat Covid-19,” jelasnya.

Baca Juga:Pemerintah Desa Bongas Miliki Gapura Bongas Khas Sunda yang NyentrikPemerintah Desa Marengmang Kecamatan Kalijati Prioritaskan Transparansi

Selain itu, yang juga menjadi perhatian yakni soal perhatian pemerintah pada petani tambak di Kabupaten Subang yang berapa waktu lalu terkena rob. Ia juga meminta pemerintah baik dari pusat hingga Kabupaten untuk memberi perhatian khusus kepada petani tambak yang mengalami kerugian besar akibat banjir rob besar.

“Banyak yang siap panen baik itu udang maupun ikan tapi karena terdampak rob, akhirnya mengalami kerugian besar,” kata Ali.

Hingga saat ini, ia menilai belum ada langkah pasti untuk mencari solusi akibat dampak rob bagi para petani tambak ikan ataupun udang baik diwilayah Blanakan, Legonkulon maupun daerah lain di Subang.(ygi/sep)

0 Komentar