Musim Kemarau Rentan Penularan TBC

Musim Kemarau Rentan Penularan TBC
MENCEGAH: Kabid P2PL Dinkes Subang dr Maxi, mengimbau Untuk mencegah penyakit TBC dengan penggunaan masker. YUGO EROSPRI/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

SUBANG-Dinas Kesehatan Subang mengimbau masyarakat untuk memakai masker, saat musim kemarau ini. Penggunaan masker bisa mencegah penularan penyakit TBC. Dan tahun 2018 lalu Dinkes mencatat ada sekitar 1800 kasus TBC.

Kepala Bidang P2P Dinkes Subang Dr Maxi mengatakan, penggunaan masker untuk mencegah adanya penyakit ISPA dan juga TBC, dikarenakan angin dan cuaca panas saat ini bisa terjadi penularan TBC.

“Kami sangat menganjurkan penggunaan masker untuk masyarakatg di musim kemarau saat ini, gunanya cegah TBC,” ujarnya.

Baca Juga:Komunitas Fotografi Gelar Dapur Visual, Tampilkan Karya TerbaiknyaKoperasi Wanita Mekar Saluyu Cegah Renternir dan Bank Emok

Dari 1800 kasus TBC tahun 2018 itu, tersebar di Kabupaten Subang. Dengan itu ada kecenderungan penularan TBC saat musim kemarau ini, karena kemarau dan angin kencang. Partikel yang dikeluarjan dari mulut penderita TBC seperti dahak dan air ludah akan terbang dan bisa menular ke orang lain.

“Ya tahun 2018 kita mendata ada sekitar 1800 warga Subang yang tertular TBC,” tuturnya.

Dijelaskan Maxi warga Subang sudah bisa melakukan pemeriksaan sendiri dengan mengeluarkan dahaknya pada tiga waktu, yaitu pada bangun tidur, siang hari, dan sebelum tidur. Dan harus rutin memeriksanya,

Saat ini sudah ada inovasi terbaru dari LSM asing Global Fan, untuk pengambilan spesimen, ketika warga terjangkit batuk berdahak maka bisa mengakses situs Global Fan dan bisa menyuruh petugas Kantor Pos, sampel dahak itu, dideteksin di laboratorium rumah sakit melalui Tes Cepat Microsopic (TCM), yang berada di Rumah Sakit Pamanukan dan RSUD Kelas B Cieren Subang.

“Jadi kalau batuk, warga bisa cek sendiri, TBC apa tidak. TCM itu cepat mendeteksinya,” katanya.

Dijelaskan Maxi, gejala warga yang terkena virus Tuberclosa ( TBC) terlihat, ketika warga mulai batuk – batuk tanpa henti selama 2 minggu, hilang nafsu makan, badan panas dingin dan juga kehilangan bobot berat badan nya.

Adapun untuk hal tersebut bisa diobati dengan minum obat FDC ( first drug combination ) rutin selama 6 bulan .

“Ya rutin minim obat selama 6 bulan,” tuturnya.

Baca Juga:Si Perut Laper Masuk Top 99 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik 2019Gubernur Jawa Barat Dorong Squash Jadi Cabor PON XX/2020

Maxi mengatakan, TBC bisa mengakibatkan adanya penderitanya menjadi meninggal dunia namun ketika ada penyakit penyertanya, karena ketika menderita TBC kehilangan nafsu makan dan menjadi lemas sehingga daya tahan tubuh menjadi menurun.

0 Komentar