Nikmatnya Daging Ayam dan Bebek Rica-rica Purwono

Nikmatnya Daging Ayam dan Bebek Rica-rica Purwono
LAYANI PELANGGAN:Purwono saat meracik ayam rica-rica pesanan konsumen di Warung Gerobag. INDRAWAN/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

1 Porsi Hanya Rp 20.000

KALIJATI – Setiap pukul 5 sore, Purnowo bergegas membuka Warung Gerobag tepat di depan Alun-alun Kecamatan Kalijati Subang. Menu yang disajikan sekaligus khas dari Warung Purnowo ini adalah olahan daging Ayam dan Bebek yang dikreasikan dengan bumbu rica-rica.

Olahan ayam dan bebek memang tidak pernah gagal menggoyang lidah. Apalagi dengan gurih dan pedas khas rica-rica ala Purnowo. Hanya dengan Rp20.000, maka satu porsi rica-rica ayam atau bebek lengkap dengan nasi putih hangat sudah bisa kita nikmati.

Pornowo mengaku dalam sehari bisa menghabiskan 3 kg daging ayam dan bebek untuk diolah dengan bumbu rica-rica. Pelanggannya dari berbagai kalangan, dan usia selalu menyantap stok olahan daging ayam dan bebek rica-rica yang dibuka mulai pukul 5 sore hingga pukul 12 malam.
“Sebenarnya selain ayam dan bebek rica-rica, sedia juga nasi goreng jengkol di sini, itu favorit juga sih, selalu banyak pemesan. Saya justrul belajar semua dari mulai membuat rica-rica, sampe naai gorengnya dari pelanggan akhirnya saya menemukan formula bumbu yang pas, dan disukai oleh palanggan.” Jelasnya Purnowo kepada Pasundan Ekspres, baru-baru ini.

Baca Juga:Pekerja Proyek Patimban Masuk DPTbBerniat Perbaiki Kinciryang Rusak, Mamat Tewas Tersengat Listrik

Dia mengaku merasa tidak percaya diri saat pertama kali dirinya memutuskan untuk membuka usahanya sendiri. Pasalnya, pembeli yang makan ditempat kerap kali tidak menghabiskan hidangan nasi goreng atau olahan daging ayam dan bebek rica-ricanya.

Hal itu sempat membuatnya stres berat, akhirnya di memutuskan untuk mencoba setiap sisa makanan yang pembelinya sisakan dan mengoreksi apa yang menjadi kekurangannya.
“Ya maksudnya belajar dari pelanggan itu begini, saya selalu cobain tuh sisa makanan yang gak habis, dan dirasakan ini kurangnya apa, begitu. Tetapi yang saya heran pembeli yang sama, hingga 2 kali datang lagi, dan masih sama tetap tidak menghabiskan makanannya. Saya nekat saja nanya, ternyata porsinya yang kebanyakan, makanya saya kurangi sedikit. Jadi pembeli yang lain juga sama, saya tanyain. Ada yang bilang kurang asin, kurang gurih, macen-macem, dari situ saya belajar terus dan akhirnya menemukan komposisi yang pas di setiap lidah para pembeli” ungkapnya.

0 Komentar