RSUD dan Dinkes Subang Ajukan Anggaran Rp 2,5 Miliar untuk Penanganan Covid-19

RSUD dan Dinkes Subang Ajukan Anggaran Rp 2,5 Miliar untuk Penanganan Covid-19
STANDBY: Kepala Bidang P2P Dinkes Subang dr Maxi dan staf Elan di posko Kesehatan Dinkes Subang. YUGO EROSPRI/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

Empat Orang PDP, 37 Masih ODP

SUBANG-Dinas Kesehatan Kabupaten Subang mengumumkan Orang Dalam Pengawasan (ODP) sebanyak 37 orang, yang sebelumnya 67 orang Covid-19. Sebanyak 30 ODP kembali normal. Sementara untuk Pasien Dalam Pengawasan (PDP) tercatat empat orang. Dinas Kesehatan Subang meminta masyarakat terus menerapkan social distancing, sehingga memutus mata rantai penyebaran virus Covid-19.

Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Subang dr Maxi mengatakan, per tanggal 22 Maret 2020, pihaknya sudah merangkum data ODP sebanyak 37 orang dan empat orang PDP.

Dari empat orang, dua orang dinyatakan negatif. Sementara dua orang lagi masih menunggu tes uji laboratorium. “PDP ada empat orang.

Baca Juga:Dirumahkan, Puluhan Pekerja Proyek Kereta Cepat Geruduk PabrikBerpikir 1000

Dua orang setelah di tes uji laboratorium hasilnya negatif, sementara dua orang lagi masih menunggu hasil tes uji laboratorium. 37 ODP tersebar di Kabupaten Subang. ODP tersebut diharapkan dan diimbau agar jangan berkeliaran atau keluar rumah dahulu,” terangnya.

Dijelaskan dr Maxi, Virus covid -19, kata dia, sebenarnya di bawah suhu 27 derajat celcius akan berkembang dengan subur. Jika ada sinar ultraviolet maka perkembangan virus tersebut antara 10-15 menit bisa mati.

Warga Subang di minta agar berjemur di sinar matahari. Jika penderita covid-19 ketika batuk di ruangan yang lembab dan tangannya menempel di meja, besi, kaca ataupun lainnya itu bisa menularkan virus tersebut. “Maka dari itu berjemur di sinar matahari pada pagi hari sangat bermanfaat, yang paling tidak mematikan kuman-kuman yang ada di tubuh,” ungkapnya.

Mengenai kabar adaya penumpang bus Primajasa atas nama Temu Adi Saputra (41), tercatat warga Karang Lewas Kabupaten Banyumas. Almarhum meninggal saat menumpang bus di Tol Cipali, bukan karena Covid-19 melainkan karena serangan jantung.

Hal terebut diperkuat karena korban memiliki riwayat sakit jantung, sehingga warga Kabupaten Subang jangan panik. “Korban meninggal karena serangan jantung, mengingat memiliki riwayat sakit jantung,” katanya.

Covid-19, kata dr Maxi, lebih mudah menyerang warga yang berusia lanjut usia (Lansia). Warga yang memang memiliki penyakit sebelumnya atau penyakit penyerta. Dr Maxi menyarankan warga Subang agar rajin berolah raga, dan menjaga kesehatannya.

0 Komentar