Sapapait Samamanis Tumbuhkan Kembali Kebersamaan Warga Desa Cisampih Kecamatan Dawuan

Desa Cisampih Kecamatan Dawuan
GOROL: Warga Desa Cisampih saat melaksanakan gotong royong kerja bakti membersihkan gorong-gorong jalan desa. INDRAWAN SETIADI/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

Sudah sejak pagi Warga Desa Cisampih Kecamatan Dawuan bersiap, menyediakan peralatan seadanya yang mereka miliki. Seperti kored, pacul, golok lengkap sebagai aksesoris pendukung. Rupanya pagi itu akan dilangsungkan gorol atau gotong royong.

INDRAWAN SETIADI, Dawuan

Bangsa Indonesia memang sudah sejak lama mengenal istilah gotong royong, baik oleh masyarakat perkotaan maupun pedesaan. Budaya ini, sudah melekat dan menyatu dengan kehidupan dan kebudayaan masyarakat Indonesia.

Salah satu contoh, masyarakat sering digerakkan oleh kepala desa untuk melakukan perbaikan jalan kompa (jalan desa) dengan cara itu. Artinya dilakukan secara bersama-bersama, beramai yang tentunya melibatkan banyak orang.

Baca Juga:Dorong Ketahanan Pangan Jabar Lewat Program SantaniElita Diprediksi Terpilih Aklamasi dalam Musda, Bakal Pimpin Golkar Subang Hingga 2025

Begitupun saat digelar gorol oleh desa binaan Sapapait Samamanis BPBD Kabupaten Subang di Desa Cisampih Kecamatan Dawuan, pada beberapa waktu lalu. Dijelaskan Kepala BPBD Subang H. Hidayat untuk ukuran masyarakat pedesaan sebetulnya tidak sulit jika harus melangsungkan gotong royong berbeda dengan masyarakat perkotaan.

“Kalau masyarakat pedesaan sebetulnya masih cenderung biasa dengan kerjasana, mereka masih akrab dengan kebiasaan itu. Sebab, kerja mereka sehari-hari di kebun atau sawah, juga sudah biasa, berbeda dengan masyarakat perkotaan,” jelasnya.

Sebetulnya ada yang rancu dalam penggunaan istilah gorol. Jika memang benar gorol itu dimaksudkan dengan gotong royong lobaan (banyak orang). Mengingat Gotong royong itu sendiri merupakan pekerjaan komunal yang tidak mungkin dilakukan sendiri, dan pasti dilakukan oleh banyak orang. Hal tersebut hanya ditanggapi dengan senyum, saat ditanyakan pada H. Hidayat. “Praktiknya yang penting, selain itu rasa saling memiliki akan tumbuh dari masyarakat, untuk tetap menjaga lingkungannya,” tambahnya.

Pantauan Pasundan Ekspres, warga sepenuhnya tumpah ruah, tidak terbatas tua muda, laki-laki atau perempuan. Mereka masing-masing sibuk membersihkan setiap gorong-gorong di jalan desa. “Sapapait samamanis tumbuhkan kembali kebersamaan,” pungkas H. Hidayat.(*/vry)

0 Komentar