Terhimpit Ekonomi, 14 Warga Jadi TKW di Hongkong

TKW di Hongkong
PEMBEKALAN: Para calon TKW mendapat pembekalan akhir pemberangkatan sebelum pemberangkatan di Kantor Disnakertrans Subang. YUGO EROSPRI/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

SUBANG-Sebanyak 14 warga Subang memilih menjadi buruh migran/ tenaga kerja wanita (TKW) di Hongkong. Mereka terpaksa bekerja sebagai pembantu rumah tangga di luar negeri karena himpitan ekonomi.

Apalagi lowongan pekerjaan di berbagai perusahaan di Kabupaten Subang tak kunjung dibuka di tengah pandemi Covid-19.

Calon TKW Subang, Ani (30) mengatakan kondisi pandemi Covid-19 berdampak pada suaminya yang tidak bisa bekerja karena terkena PHK.

Baca Juga:Tirta Rangga Pasok Air ke Pelabuhan PatimbanSatreskrim Polres Cimahi Bekuk 11 Komplotan Pencuri, Enam Diantaranya Residivis

Untuk memenuhi kebutuhan hidup, dirinya memberanikan diri menjadi TKW di luar negeri. “Ini desakan hidup, ya pusing pak kebutuhan sehari-hari tak bisa ditawar, suami di rumahkan dari pekerjaannya,” kata Ani.

Selain itu, kata dia, tujuan jadi TKW ke negara luar untuk memperbaiki perkonomian keluarganya yang sedang terhimpit ekonomi. Meski mendapat bantuan sosial dari pemerintah, namun hal tersebut tidak mencukupi kebutuhan. “Ini sudah keputusan, mau bagaimana lagi sementara hidup harus terus berjalan,” ujarnya.

Kepala Bidang Bina Penta TKI melalui Kepala Seksi Penempatan Tenaga Kerja Bidang Penempatan dan Perluasan Kerja Disnakertrans Subang, Ivan Rahmat Maulana mengatakan untuk minggu ini ada 14 TKW yang di berangkatkan ke Negara Hongkong. Sebagian dari mereka berstatus janda dan sudah menikah. “Sebagian sudah ada yang menikah dan membawa surat izin dari Suaminya,” ujarnya.

Dia menjelaskan para TKW itu sudah mengikuti pembekalan akhir pemberangkatan (PAP) di kantor Disnakertrans Subang. “Bahkan mereka sudah di Swab dulu disini. Nah ketika nyampe ke negara tujuan juga di isolasi selama 14 hari, sebelum bertemu dengan majikannya,” ungkapnya.

Dia menganggap wajar banyak warga Subang yang ingin menjadi TKW di luar negeri. Pasalnya, melihat kondisi pandemi saat ini sangat sulit memenuhi kebutuhan ekonomi yang sedang menurun. “Mungkin pendapatan yang lumayan besar juga dari bekerja di luar negeri itu, jadi wajar saja,” pungkasnya. (ygo/sep)

0 Komentar