Tiga Desa di Pusakanagara Deklarasikan ODF

Tiga Desa di Pusakanagara Deklarasikan ODF
YOGI MIFTAHUL FAHMI PASUNDAN EKSPRES HIDUP SEHAT: Camat Pusakanagara Muhamad Rudi memimpin kegiatan deklarasi ODF yang melibatkan 3 Desa untuk mewujudkan Indonesia Sehat.
0 Komentar

PUSAKANAGARA-Tiga Desa di Kecamatan Pusakanagara mendeklarasi diri sebagai Desa Open Defecation Free (ODF) dalam upaya mencapai sanitasi total melalui pemberdayaan masyarakat. Ketiga desa tersebut yakni Desa Kalentambo, Desa Mundusari dan Desa Pusakaratu.

Open Defecation Free (ODF) atau Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS) adalah kondisi ketika setiap individu dalam komunitas tidak buang air besar sembarangan. Pembuangan tinja yang tidak memenuhi syarat sangat berpengaruh pada penyebaran penyakit berbasis lingkungan.

Kepala Puskesmas Pusakanagara dr Hj. Ratnasari menyampaikan Deklarasi ODF merupakan pernyataan Desa, yang mana desa tersebut telah bebas dari Perilaku Buang Air Besar di Sembarang Tempat. “Meski memang masih ada warga desa yang belum memiliki jamban atau WC mandiri. Namun dari sini, merupakan upaya untuk bersama-sama membentuk Desa yang sehat dan Desa yang bebas dari stunting,” kata dr Ratnasari saat Deklarasi yang dilaksanakan di Auala Kecamatan Pusakanagara, Rabu (11/11).

Baca Juga:Pojok PLUT Subang Sediakan Ragam Produk UMKMRealisasi PKT, Pemdes Cigugur Akan Perbaiki Saluran Pertanian

Selain itu, kata dia, kedepan melalui program ini diharapkan akan ada perubahan perilaku masyarakat yang mengedepankan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). “Bahwa melakukan perubahan perilaku masyarakat untuk tidak melakukan buang air besar sembarangan, tidaklah mudah. Diperlukan serangkaian pendampingan dan sosialisasi berkala untuk dapat melakukannya,” imbuhnya.

Sementara itu, Camat Pusakanagara Muhamad Rudi mengatakan sektor kesehatan menjadi salah satu faktor pembangunan. Semakin banyak warga yang bisa menjaga kesehatan, tentu akan meningkatkan SDM. “Salah satunya dengan setop buang air besar sembarangan, termasuk bisa terhindar dari stunting,” katanya.

Dikatakan, kesehatan masyarakat suatu wilayah, meningkat atau menurun bisa dilihat melalui indikator kematian, kesakitan, status gizi dan umur harapan hidup. Suatu wilayah dapat dideskripsikan kesehatan masyarakatnya meningkat, bila tingkat mortalitas yang diwakili angka kematian ibu dan bayi, serta angka kematian akibat penyakit menurun. “Gerakan masyarakat hidup sehat agar untuk terus digalakkan. Pemerintah berkomitmen mewujudkan lndonesia Sehat seperti jamban sehat dan setop buang air besar sembarangan. Jadikan program tersebut sebagai pola hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari,” imbuhnya.(ygi/sep)

0 Komentar