SUBANG-Banyaknya tempat wisata di Kabupaten Subang, membuat pemilik dan pengelola mencari suatu keunikan dalam membangun tempat baru. Wilayah Selatan, dicap sebagai surganya wisata Kabupaten Subang, yang terdapat tempat wisata dengan berbagai konsep.
Mulai dari Sariater dengan kolam rendam air panas, Castello dengan istana bunganya, dan Astro dengan pemandangan alamnya. Kini di Subang telah hadir Kampung Willys, yang berlokasi di Pasir Cina Desa Pasanggrahan Kecamatan Kasomlang Kabupaten Subang. Tempat wisata tersebut memiliki keunikan sendiri, yang pemiliknya mempersilakan pengunjung untuk menaiki kendaraan perang Jeep Perang dunia ke-2.
Berawal dari hobi merakit dan menaiki kendaraan perang, pemilik tempat wisata kampung Willys sengaja memanaskan belasan Jeep nya di areal lahan seluas dua hektar. Lalu ide pun muncul, ketika si pemilik ingin memberdayakan masyarakat sekitar dengan membangun berbagai wahana.
Lulusan Politeknik Mekanik Swiss, yang sekarang berubah nama menjadi Polman (Politeknik Manufaktur) Bandung tersebut, sempat bekerja di salah satu industri di Jakarta, hingga perusahaan di Singapura dan akhirnya banting stir menjadi pengusaha. Workshopnya yang berada di Sarijadi Kecamatan Sukasari – Bandung banyak dikunjungi oleh para angkatan. Bahkan, Gubernur Jawa Barat periode 2018-2023, Ridwan Kamil sengaja datang ke tempatnya untuk membeli Jeep willys buatanya.
Pemilik tempat wisata Kampung Willys, Cuya mengatakan, awalnya lahan wisata tersebut dijadikan tempat untuk memanaskan mesin 11 mobil Jeep Willys rakitannya. Namun ide muncul untuk membangun wahana dan menjadikan tempat wisata, karena lahan yang luas dengan pemandangan yang menakjubkan.
Kendaraan yang dipakai untuk perang dunia ke-2 tersebut, ia mengklaim tidak ada di Indonesia yang perakitannya sedatail dan mirip dengan aslinya selain buatannya.
“Mulai dari spare part, ban, spedometer, di impor dari negara luar. Kita rakit, kita cetak hingga mirip aslinya. Kita punya Willys mulai dari tahun 1941-1944,” ujarnya.
Cuya mengatakan, untuk masuk ke tempat wisatanya pengunjung hanya merogoh kocek Rp10.000 untuk tiket masuk yang berlaku untuk satu orang. Sementara untuk menaiki Jeep harus membayar Rp150 ribu per orangnya.
Selain itu, pengunjung pun bisa merasakan melayang di udara dengan menaiki kursi layang dengan kursi besi dengan jarak kurang dari satu kilometer. Dengan biaya Rp15 ribu perorangnya.
“Saya asli warga desa Pasanggrahan, makanya saya bangun tempat wisata disini untuk memberdayakan ekonomi masyarakat,” jelasnya.
Cuya mengatakan, tempat wisatanya mampu menampung 500-1000 orang pengunjung, yang menyuguhkan pemandangan areal persawahan membentang luas di sekitar lokasi.
Guna memberikan fasilitas yang lebih untuk pengunjung, ia pun menyediakan camping ground ala militer. Pasokan air dan listrik, hingga kolam renang buatan.
“Banyak yang booking tempat untuk kegiatan pramuka, gathering, dan lainnya,” ungkapnya.
Kampung Willys tambah dia, baru dibuka secara umum sekitar 5 bulan yang lalu. Cuya berharap, pada malam tahun baru pengunjung akan banyak berdatangan.
Salah satu pengunjung, Widy mengatakan, ia mengunjungi tempat wisata kampung Willys, karena ingin menaiki kendaraan yang dibandrol Rp300 Juta – Rp400 jutaan tersebut.
“Beda saja sih. Setirnya di kiri, perseneling juga cuma 3, walaupun sudah 4WD,” jelasnya.
Gadis asal Subang yang hobi traveling mengaku adrenalinnya naik seketika Jeep yang dipakai dalam perang dunia ke-2. Terutama saat melintas di track ekstrem menurun, berkelok dan menanjak.
“Seru sih, ada kostum tentaranya juga, jadi bisa buat swafoto,” katanya.(ygo/ery)