Golkar: KDM, RK dan ARM

KDM Berjuang Sendiri, Ini Kelemahan dan Kelebihannya
0 Komentar

Kita memaklumi setelah sekian lama dia menjadi wakil bupati dan bupati selama dua periode juga telah mengawal Ambu selama beberapa tahun, kebiasaan dirinya sebagai subjek ini yang menjadi racun bagi karir berikutnya.

Dia lupa bahwa di era VUCA (Volitality, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity) segalanya bisa berubah. Dia juga lupa bahwa dia sedang bertransformasi menjadi calon pemimpin di tingkat yang lebih tinggi. Terlebih setelah Ambu meninggalkannya bukan mustahil pimpinan pusat Golkar atau Provinsi akan menggeser dirinya.

Saya duga bahwa Anne sekarang mulai bergerilya agar dapat dukungan dari Golkar. Bukan mustahil ada dinamika yang berbeda dalam kontestasi Pilkada terkait dukungan Golkar kepada calon Bupati. Andai Purwakarta lepas dari gengamannya bukan mustahil tamat riwayat dinasti KDM di Purwakarta dan Jawa-Barat secara keseluruhan.

Baca Juga:Wisata ATV Kini Hadir di Cikole Jayagiri Resort LembangRest Area 1001 Cikao Park Purwakarta Tawarkan Wisata Air hingga Kuliner Yang Instagramable

Kedekatan Ridwan Kamil dengan Airlangga H bisa jadi bumerang bagi dirinya, apalagi kini KDM di Golkar tidak memiliki kekuatan yang cukup baik di pusat maupun di provinsi, begitupun di lembaga eksekutif lainnya.

Harapan menjadi Jawa Barat 1 pun masih belum terlihat dengan jelas. Saya menduga bahwa masuknya RK ke Golkar justru karena karena ada ketidaknyamanan Airlangga terhadap KDM. Jangan-jangan KDM akan loncat pagar (wallahu a’lam).

Jika KDM berjuang sendirian tentu akan kerepotan oleh karena itu perlunya pendekatan yang egaliter kepada mitra politik lainnya. Jangan terlalu jemawa banyak dukungan perlu kolaborasi dan membangun kepemimpinan partisipatif terutama dengan kalangan menengah dan atas.

0 Komentar