PASUNDAN EKSPRES – Bencana memang siapa yang tahu pastinya kapan akan terjadi, namun sedia payung sebelum hujan adalah hal yang bisa kita lakukan pada desas desus gempa bumi megathrust yang di perkirakan akan terjadi didaerah selat sunda.
Pada tanggal 2 September 2024 lalu, Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat resmi mengeluarkan Surat Edaran dengan Nomor: 128/PB.01.03/BPBD yang berisi seruan penting kepada Bupati dan Wali Kota se-Jawa Barat. Edaran ini merespons peringatan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terkait potensi gempa bumi besar yang dapat terjadi di Zona Megathrust Selat Sunda. Gubernur menggarisbawahi pentingnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan di wilayah tersebut, khususnya di kawasan pesisir selatan Jawa Barat, yang berpotensi terdampak gempa dan tsunami.
Ancaman Zona Megathrust: Potensi Bencana Besar
BMKG dan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah memberikan peringatan terkait potensi bencana di wilayah Zona Megathrust Indonesia, yang dikenal sebagai salah satu kawasan paling rawan gempa di dunia. Gempa bumi Megathrust memiliki kekuatan untuk melepaskan energi seismik yang sangat besar, meskipun kapan, di mana, dan berapa besar kekuatannya tidak bisa diprediksi secara pasti. Menanggapi ancaman ini, pemerintah Jawa Barat menginstruksikan seluruh wilayah untuk segera meningkatkan upaya mitigasi, baik secara struktural maupun non-struktural.
Baca Juga:Siapa Saja yang Menduduki Kursi DPRD Subang 2024-2029? Berikut Daftarnya!Distribusi Pupuk Bersubsidi di Subang Capai 50%, Ini Rinciannya
“Ini bukan soal prediksi, tetapi potensi. Oleh karena itu, kesiapsiagaan harus ditingkatkan setiap saat, baik melalui pembangunan infrastruktur yang tahan gempa maupun peningkatan literasi dan kesadaran masyarakat tentang ancaman ini,” ujar Pj. Gubernur Jawa Barat dalam edaran tersebut.
Upaya Kesiapsiagaan: Langkah-langkah Konkret
Dalam surat edaran itu, Gubernur menggarisbawahi beberapa langkah strategis yang harus segera diambil oleh pemerintah daerah dan masyarakat:
1. Mitigasi Non-Struktural
Setiap instansi dan warga diminta untuk meningkatkan mitigasi non-struktural guna lebih siap menghadapi kemungkinan bencana. Salah satu contohnya adalah meningkatkan pemahaman masyarakat tentang risiko gempa bumi melalui edukasi dan sosialisasi. “Kami ingin semua warga, terutama yang tinggal di kawasan pesisir, untuk memahami apa yang harus dilakukan ketika gempa atau tsunami terjadi,” jelas Gubernur.