Kisah Tasdi Warga Gempol yang Selamat dari Gulungan Ombak Tsunami Banten

Kisah Tasdi Warga Gempol yang Selamat dari Gulungan Ombak Tsunami Banten
MASIH TRAUMA: Tasdi kedua dari kiri dan Kepala Desa Gempol Mayo serta aparatur desa saat menjemputnya di Kecamatan Sumur, Banten. YOGI MIFTAHUL FAHMI/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

“Pokoknya gelap, terus petir-petir kilat-keliatan. Dari gunung kayanya itu, malah memang engga ada orang sama sekali gak ada kehidupan. Kita sempat balik lagi karena jalan ketutup lumpur,” jelas Agus.

Dengan kondisi seperti itu, Mayo juga mengatakan bahwa ia berpesan pada ketiga orang di dalam mobil tersebut untuk pasrah manakala ada gelombang tinggi yang menerjang.

“Waktu itu saya sampaikan, kalau ada ombak sudah tutup saja semua (jendelanya) kalaupun mati, kita mati semua di sini. Sebab kondisinya sangat sepi tidak ada orang sama sekali dan gelap,” ucap Mayo.

Baca Juga:Pemkab dan Aqua Selamatkan Hulu DAS CipunagaraDibunuh Suami, Jasad Nita Dua Hari di Mobil

Hingga akhirnya rombongan tersebut sampai di Kantor Kecamatan Sumur sekitar pukul 04.00 Kamis (27/12) dan langsung mencari Tasdi.

“Kita sampai subuh di sana. Perjalanan di Banten itu sekitar lima jam di Pantai. Ternyata pas di Kecamatanpun sepi, engga ada orang juga,” ungkapnya.

Setelah mencari dan menanyakan ke beberapa warga didekat Kecamatan Sumur, Tasdi akhirnya ditemukan. Mayo dan Wakil Maman pada pagi harinya sempat berbincang dengan warga sekitar serta salah satu tim dari Basarnas yang ada dilokasi tersebut.

Mereka semua tercengang manakala mendengar pada malam hari saat di perjalanan adalah waktu di mana peringatan tsunami susulan keluar.

“Kita kaget dapat info dari jam 11 malam itu warga diungsikan untuk tidak mendekat ke area sana ada peringatan dini tsunami susulan. Gimana itu kalau ada tsunami. Apalagi cuma kita aja yang ada dilokasi situ, pantes aja sepi,” jelas Mayo yang turut diamini Wakil Maman dan Kasi Pemerintahan Agus.

Lebih lanjut, Mayo dan stafnya itu mengungkapkan bahwa perjalanan tersebut merupakan perjalanan penuh tantangan dan perjuangan. Dengan situasi yang dilalui begitu berat dan mencekam. Perjalanan tersebut juga bertaruh nyawa.

“Itu perjuangan yang luar biasa, kita baru pertama betul mengalami itu. Apalagi itukan hanya selang beberapa hari dari kejadian, masih siaga itu. Tapi Alhamdulillah niat untuk kemanusiaan berjalan dengan baik dan dalam lindungan-Nya,” jelas Mayo.

Baca Juga:Bulog Launching Program untuk Stabilkan HargaTertinggi, Sumbangan Dana Kampanye Partai Golkar Rp1 Miliar

Lalu kini, Tasdi sendiri telah tingga bersama keluarganya di Desa Gempol. Tasdi sendiri mengalami luka di kepala serta di bagian betis kaki. Namun kini kondisinya cukup membaik. Meski begitu, rasa traumatik masih kerap mendera Tasdi dalam beberapa kali kesempatan.

0 Komentar