Sekumpulan Monyet Serbu Rumah Warga di Lembang, Tak Salahkan Alih Fungsi Lahan, Warga Hanya Ingin Berdamai

CARI MAKANAN: Kawanan monyet liar menyerbu pemukiman warga untuk mencari makanan. Aksi bintang yang mulai hilang habitat makanannya akibat alih fungsi lahan itu membuat warga resah, sehingga rawan terjadi konflik dengan warga. EKO SETIONO/PASUNDAN EKSPRES
CARI MAKANAN: Kawanan monyet liar menyerbu pemukiman warga untuk mencari makanan. Aksi bintang yang mulai hilang habitat makanannya akibat alih fungsi lahan itu membuat warga resah, sehingga rawan terjadi konflik dengan warga. EKO SETIONO/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

BANDUNG BARAT-Sekawanan monyet liar meneror warga Kampung Andir, Desa Gudangkahuripan, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Saat ini, warga telah mengadukan persoalan tersebut kepada pemerintah dan pihak dewan.

Para monyet dengan ekor panjang ke pemukiman warga bukan pertama kali terjadi, namun diketahui hampir tiap hari selama dua tahun terakhir. Peristiwa penyerangan monyet bertambah brutal dan tidak dapat dikendalikan sejak warga jarang memberikan makanan untuk mereka.

Ibnu, seorang warga mengaku kerepotan mengatasi serbuan monyet ke pemukiman. Kawanan monyet itu bukan saja mengambil barang-barang atau makanan kepunyaan warga saja, bahkan atap-atap rumah juga sampai dirusak.

Baca Juga:Daftar Harga Merchandise VR46 di MotoGP MandalikaJus Martabe, Minuman Segar Rasa Unik Khas Sumatera Utara

“Sebetulnya sejak awal-awal monyet masuk ke pemukiman, kita sering kasih makan buah-buahan hasil donasi pedagang untuk menghadang mereka. Kami keliling tiap-tiap pasar mencari buah yang tak layak dijual,” terang Ibnu, Senin (21/3).

Tetapi seiring berjalannya waktu, warga pun menjadi kewalahan, terlebih mereka juga harus meluangkan waktu, tenaga dan biaya untuk mengumpulkan buah-buahan setiap hari di pasar.

Bahkan warga sudah berkorban, sebuah motor pribadi yang dimanfaatkan sebagai alat operasional untuk mengangkut makanan buat kawanan monyet dari pasar ke Kampung Andir kini sudah rusak.

“Ada motor yang sering dipakai untuk membawa makanan bagi monyet tetapi sekarang sudah rusak. Oleh karenanya, kami jadi jarang lagi memberikan makanan,” ungkapnya.

Untuk menangani persoalan tersebut, pihaknya berharap kepedulian pemerintah, dewan atau pihak swasta mau menyumbangkan alat transportasi minimal sepeda motor agar pemberian makanan bagi monyet bisa kembali dilanjutkan.

“Keluhan warga yang terganggu dengan monyet sudah sering kami sampaikan mulai dari kepala desa, camat, anggota DPRD kabupaten dan dewan di provinsi tapi belum ada yang benar-benar menanggapi serius,” ujarnya.

Dia menuturkan, terjadinya aksi penyerangan kawanan monyet ke pemukiman penduduk disebabkan alih fungsi lahan pertanian menjadi kawasan wisata.

Baca Juga:Sejarah Bika Ambon Makanan Khas dari Sumatera UtaraSusah Tidur Apa Solusinya? Salah Satunya Bisa Gunakan Alat Bantu Ini

Akan tetapi, warga tidak mau menyalahkan alih fungsi lahan itu, lantaran yang terpenting sekarang bagaimana antara warga dan monyet tidak sampai terjadi konflik.

“Keinginan kami sekarang melaksanakan penghijauan berupa tanaman buah-buahan untuk menyediakan makanan monyet. Jika dibiarkan seperti ini terus warga bakal terus resah,” pungkasnya.(eko/sep)

0 Komentar