Airlangga: Maksimalkan Daya Beli saat Ramadan dan Idul Fitri

Daya Beli saat Ramadan
MAKSIMALKAN DAYA BELI: Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan, masalah inflasi adalah masalah daya beli. Dirinya pun ingin memaksimalkan daya beli masyarakat pada momen Ramadan dan Idulfitri ini. ADAM SUMARTO/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

PURWAKARTA-Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan, masalah inflasi adalah masalah daya beli. Adapun pada Ramadan dan Idul Fitri ini menjadi momen pertumbuhan ekonomi paling tinggi.

“Karenanya, kami ingin memaksimalkan daya beli masyarakat pada momen Ramadan dan Idulfitri ini,” kata Airlangga saat membuka Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di Taman Maya Datar, Kompleks Pemda Purwakarta, Rabu (5/4).

Dijelaskannya, pertumbuhan ekonomi akan terasa berarti kalau inflasi bisa dikendalikan. Inflasi IHK (Indeks Harga Konsumen), lanjutnya, secara tahunan turun menjadi 4,97 persen (yoy) dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 5,47 persen (yoy).

Baca Juga:SPKT Kabumi Permudah Masyarakat Melaporkan KehilanganTingkatan Kualitas Puasa

“Perkembangan ini tak lepas dari respons kebijakan moneter BI serta sinergitas pengendalian inflasi antara BI dengan pemerintah pusat dan daerah, serta mitra strategis lainnya dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah melalui penguatan program GNPIP,” ujarnya.

Senada disampaikan Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo. Dijelaskannya, sesuai arahan Presiden RI Joko Widodo, pihaknya siap mengendalikan inflasi.
“Melalui Kick Off GNPIP untuk seluruh wilayah Pulau Jawa ini, kami bersama mitra kami siap mengendalikan inflasi dengan mengendalikan stok pangan dan harga-harga pangan di Pulau Jawa,” ucap Perry.

Sesuai tema GNPIP, yakni “Sinergi dan Inovasi untuk Ketahanan Pangan Nasional melalui Digitalisasi dan Hilirisasi Pertanian di Jawa: Gemah Ripah Loh Jinawi”, pihaknya pun mengandalkan hal tersebut untuk mengendalikan inflasi.

“Pada 2023 ini ada beberapa tantangan. Di antaranya inflasi global masih tinggi. Memang terjadi penurunan hingga di angka 6-7 persen dibandingkan sebelumnya 10 persen. Namun artinya harga-harga di luar masih tinggi,” kata Perry.

Kemudian, lanjutnya, inflasi masih harus terus ditongkrongi. Yakni dengan mengendalikan pasokan dan juga mendorong ketahanan pangan melalui agrifarming dan digitalisasi.

“Inflasi masih harus dikendalikan karena faktor musiman dan cuaca, seperti Ramadan dan Idulfitri ini harus dimaksimalkan. Yang punya barang jangan disimpan, keluarkan, sehingga pasokan ada dan harga terkendali. Daya beli masyarakat pun tinggi,” ujarnya.

Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum mengingatkan, harga komoditas, khususnya di Jabar, perlu menjadi perhatian semua. Presiden dan Gubernur Jabar bahkan sampai melakukan sidak ke beberapa pasar untuk mengecek harga.

0 Komentar